Mempersiapkan Kelulusan JLPT

Tak lama lagi JLPT yang diadakan 2 kali per tahun akan datang lagi di bulan Desember. Apakah mina-san sudah siap mengikuti ujian ini? Kebetulan pembahasan kita kali ini adalah Cara Belajar untuk Lulus JLPT. Baca artikel ini sampai habis ya!

Diperlukan persiapan yang matang supaya bisa lulus JLPT. Langkah pertama adalah menentukan level yang sesuai dengan kemampuan. Bila masih pemula dalam mempelajari bahasa Jepang, maka ambil JLPT N5. Bila sudah merasa sangat kompeten dengan bahasa Jepang, maka ambil JLPT N1.

Berikut adalah beberapa tips supaya bisa lulus JLPT.

1. Yang Harus Diketahui tentang Kelulusan JLPT

Sama dengan ujian-ujian yang lain, JLPT juga mempunyai kriteria minimal yang harus didapat oleh penerima ujian supaya bisa lulus. Nilai minimal kelulusan tidak sama antar satu level dengan level yang lain. Untuk lebih rinci soal penilaian, silakan merujuk pada artikel Mengenai JLPT ini ya!

2. Menguasai Teknik Eliminasi

Bila kita menguasai dengan penuh materi yang akan diujikan, tentu kita bisa melibas semua pertanyaan dengan mudah. Namun, ada kalanya pemahaman masih sedikit kurang dan disitulah peran penggunaan teknik dalam menjawab soal. Salah satu teknik yang sangat berguna untuk diterapkan dalam JLPT adalah teknik eliminasi atau metode eliminasi.

Teknik eliminasi adalah mengesampingkan pilihan yang dirasa kurang cocok dengan persyaratan, dan memilih satu pilihan yang tersisa yang dianggap sebagai jawaban yang benar.

Teknik ini mudah dilakukan apabila pilihan yang bukan menjadi jawaban terlihat amat jelas, namun masalahnya adalah ketika penguasaan materi masih kurang dan kita tidak mengerti manakah pilihan yang bisa dikesampingkan.

Contoh Penerapan Teknik Eliminasi

あれ?わたしのジュースがない。さっきここに(   )のに。

  1. いといた
  2. いてみた
  3. きかけた
  4. いちゃった

Arti dari kalimat tersebut adalah “Eh? Jusku tidak ada. Padahal tadi (  ) di sini.”

Pilihan pertama いといた dari kata いておいた yang bermakna “Aku taruh di sini (buat nanti)”. Yang artinya jawaban ini bisa jadi benar.

Pilihan kedua いてみた yang bermakna “tadi aku coba taruh di sini” yang berarti jawabannya tidak benar karena tidak cocok dengan nuansa dan konteks kalimat. Kalau mencoba menaruh sesuatu, maka sudah tentu ia ingin ada suatu ‘hasil’ atau bahkan hilangnya jus itu juga merupakan hasil yang ia antisipasi sebelumnya.

PIlihan ketiga きかけた bermakna “aku taruh (dan belum selesai)”. Pilihan ini juga kurang cocok karena かける mengandung makna belum sepenuhnya dilakukan.

Pilihan keempat いちゃった  yang berasal dari いてしまった artinya “aku taruh di sini (dan aku menyesal)”. Ini juga kurang tepat karena bila menggunakan bentuk ~てしまった seharusnya dia juga tahu akan konsekuensi dar perbuatannya, yakni jusnya hilang. Namun karena ia bingung kenapa jusnya hilang, jadi jawabannya bukan pilihan yang ini.

Sehingga kesimpulannya, yang paling benar dari keempat pilihan di atas adalah nomor 1, karena ia yang paling cocok dengan konteks kalimat.

Teknik ini akan terasa berguna apabila mina-san bertemu dengan pilihan jawaban yang mirip satu sama lain dan merasa kesulitan untuk memilih jawaban yang benar karena ragu-ragu. Namun tanpa penguasaan yang mendalam, teknik ini juga rasanya tidak akan berpengaruh apa-apa.

Jadi mina-san harus tetap belajar dengan giat ya!

3. Berlatih Peka Terhadap Waktu

Selain mempelajari dan menguasai materi yang diujikan, hal yang tak kalah penting adalah berlatih mengerjakan soal-soal dengan waktu yang ditentukan, karena JLPT sendiri adalah ujian yang pengerjaannya dibatasi oleh waktu.

Peserta ujian yang tidak terbiasa dengan kecepatan ujian dan terbiasa mengerjakan sesuatu dengan leha-leha, bisa jadi akan panik ketika mengerjakan ujian nantinya. Atau bahkan mengerjakan ujian tidak peka waktu tiba-tiba waktu untuk mengerjakan habis dan soal belum semuanya terisi. Peserta ujian yang seperti ini jumlahnya tidaklah sedikit. 

Berlatih untuk membuat diri merasa lebih peka dengan berjalannya waktu dalam mengerjakan adalah sesuatu yang sangat disarankan. Pada mulanya pengerjaan mungkin akan memakan waktu yang relatif lama, namun lama-lama pengerjaan akan menjadi lebih cepat, seolah mengatakan “oh soal seperti ini bisa dikerjakan dalam waktu sekian”.

Latihan mengerjakan soal ini juga tak harus selalu dengan soal yang baru, tetapi juga soal-soal yang pernah dikerjakan sebelumnya. Bila ada peningkatan dalam hal kecepatan mengerjakan daripada sebelumnya, maka latihan berhasil! Teruslah berlatih hingga kalian bisa percaya diri bisa mengerjakan soal-soal yang ada dengan waktu mengerjakan yang masuk akal.

4. Memikirkan Urutan Menjawab Soal

Peserta ujian yang mengerjakan ujian urut dari depan ke belakang tidaklah salah, apalagi bila sudah sangat menguasai materi yang diujikan. Namun, sebaliknya ada juga orang yang tidak cocok bila langsung menggunakan metode mengerjakan urut dari depan ke belakang, dan justru akan membuatnya gagal ujian. Kok bisa?

Strategi mengerjakan yang hingga kini sering diterapkan dan memang terasa cukup efektif adalah mengerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. Suatu ujian tentunya tidak memiliki keharusan untuk menempatkan soal yang mudah di depan dan soal yang sulit di belakang, terlebih sulit dan mudahnya soal adalah sesuatu yang bersifat subjektif.

Mengerjakan ujian dari depan dan berhenti dalam waktu yang lama memikirkan soal yang sulit, hanya akan membuang waktu padahal di belakangnya masih banyak soal-soal yang mungkin bisa dikerjakan terlebih dahulu.

Bila semua soal yang mudah sudah berhasil dikerjakan, maka peserta ujian bebas memilih soal sulit mana pun yang ia kehendaki untuk mulai dipikirkan kira-kira jawaban yang benar yang mana, dan peserta juga bisa menggunakan teknik eliminasi yang juga telah dijelaskan di atas.

Cara Mengisi Lembar Jawaban

Cara mengisi lembar jawaban sebenarnya bukan masalah besar, selama masih mengikuti aturan yang berlaku. Ketika ujian nanti akan diberitahu bagaimana cara mengisinya, jadi mina-san tidak perlu khawatir untuk cara pengisiannya nanti.

Pengisiannya tidaklah sulit, hanya perlu menghitamkan lingkaran yang menjadi pilihan jawaban menggunakan pensil yang ditetapkan, yakni pensin 2B. Yang menjadi masalah adalah apabila peserta ujian tidak biasa menghitamkan pilihan jawaban yang mana ketika ujian akan cenderung panik menghitamkan pilihan jawaban atau bahkan sampai keluar dari lingkaran saking paniknya. Sehingga diperlukan pembiasaan diri untuk menghitamkan lingkaran agar tidak mudah panik nantinya.

Kesimpulan

Semua orang mempunyai cara dan metode masing-masing dalam mengerjakan ujian. Namun menemukan teknik atau metode yang tepat sebelum ujian juga merupakan hal yang bisa membantu pengerjaan nantinya.

Bila kalian masih kurang percaya diri atau masih bingung karena belajar sendiri, kebetulan kami sedang membuka kelas bahasa Jepang untuk N5, N4 dan N3 loh!

Kelas Intensif

Oh iya, kalau mina-san ingin tahu lebih detail tentang pembahasan ini atau mungkin ingin belajar Bahasa Jepang dengan guru agar bisa berinteraksi langsung?

WKWK JAPANESE membuka kelas Bahasa Jepang Online loh! Mina-san bisa dapat banyak benefit belajar bersama WKWK JAPANESE, di antaranya:

  • Senseinya mumpuni (N2/N1)
  • Rekaman tiap kelas, agar bisa mengulang pembelajaran dan tidak takut ketinggalan kelas
  • Harganya terjangkau, bisa mencicil atau sekali bayar
  • Bisa berdiskusi langsung dengan sensei dan teman teman yang lain juga loh!

Yuk, Jangan sampai kehabisan slotnya, langsung klik ke link ini untuk detail kelasnya ya!

Detail kelas intensif untuk pemula (N5)
Detail kelas intensif untuk N4
Detail kelas intensif untuk N3
Berkonsultasi (gratis)

Sampai bertemu di kelas!