Kabuki: Perjalanan Menjelajahi Budaya Jepang Kuno

Bicara mengenai Jepang atau bahasa Jepang sebagian orang mempelajarinya untuk hal-hal praktis seperti ingin mengobrol dengan orang Jepang, bekerja di sana, atau bahkan sekadar menikmati karya-karya kontemporer sejenis kartun, komik, lagu-lagu pop dan seterusnya. Di balik itu, ada juga orang-orang yang belajar bahasa Jepang karena ingin mengetahui nilai budaya yang terkandung dalam negara mereka.

Selamat datang di situs web WKWK JAPANESE, situs belajar bahasa dan budaya Jepang yang dikelola oleh orang Jepang! Kalian bisa belajar banyak hal tentang bahasa di sini, mulai dari tata bahasa, kosakata, kanji, partikel dan lain sebagainya. Jangan sungkan-sungkan untuk mengunjungi situs web ini lagi ya!

Di Indonesia kita memiliki pertunjukan tradisional seperti Wayang. Tahukah kamu, bahwa Jepang juga memiliki pertunjukan tradisional mereka sendiri yang mempunyai sejarah yang panjan. Pertunjukan itu disebut dengan Kabuki. Apa itu Kabuki? Mari kita bahas, yuk!

Oh iya, minasan jangan lupa baca juga artikel sebelumnya, ya!

Apa itu Kabuki

Kabuki adalah seni pertunjukan teater yang dikombinasikan dengan musik dan tarian. Kabuki adalah salah satu seni pertunjukan tradisional terkemuka di Jepang. Seni ini dipenuhi dengan berbagai inovasi untuk menghibur penonton, seperti cerita yang menggetarkan hati dan pemandangan yang indah. Meskipun memiliki sejarah yang panjang, Kabuki selalu menjadi bentuk seni yang baru dengan menggabungkan gaya dari setiap zaman.

Sejarah Kabuki

Kabuki dikatakan berasal dari tarian Kabuki yang dimulai di Kyoto pada tahun 1603 oleh seorang wanita bernama Izumo no Okuni. Izumo no Okuni membangun panggung sementara di sekitar Kuil Kitano dan Shijo-Kawaramachi meniru panggung Noh, dan menampilkan lagu, tarian, dan sandiwara yang disebut Nenbutsu Odori. Etimologi dari kata kabuki adalah kabuku. Kabuku berarti berperilaku egois atau eksentrik. Orang Kabuki mengenakan kostum yang menarik perhatian ketika mereka berjalan-jalan di kota, dan gaya mereka dikagumi oleh orang-orang pada zaman itu.

Namun, sebelum Izumo no Okuni menampilkan tarian Kabuki, para penari wanita tidak diizinkan untuk tampil di atas panggung di depan umum karena adanya larangan dari agama Buddha. Dalam keadaan seperti ini, ia tampil dengan kostum flamboyan meniru gaya seorang pria, dan orang-orang di ibu kota langsung jatuh cinta dengan tarian Okuni, membuatnya menjadi daya tarik yang populer.

Dengan demikian, lahirlah Kabuki yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman selama lebih dari 400 tahun hingga saat ini.

Karakteristik Kabuki

Kabuki dikembangkan sebagai bentuk teater yang semua perannya dimainkan oleh pria. Aktor yang memainkan peran wanita disebut onnagata dan mereka yang memainkan peran pria disebut tachiyaku. Biasanya para aktor melampaui realisme dan mencari ekspresi yang lebih berani melalui akting yang dilebih-lebihkan dan bergaya. 

Fitur lain yang membedakan atau menjadi pelopor teater modern yaitu penggunaan mie yang merupakan gerakan diam yang dikomposisikan dengan indah, kumadori (nake-up) untuk menekankan ekspresi wajah, hayagari yang merupakan pergantian kostum secara instan, chuunori dimana para aktor diangkat ke udara dan bergerak di atas panggung dan penonton, dan mawari butai, dimana adegan diubah dengan memutar panggung. Ada juga hanamichi, yaitu lorong yang mengarah ke panggung melalui kursi penonton di sisi kiri menuju panggung yang juga merupakan bagian dari panggung tempat para tokoh naik dan keluar, dan tempat para tokoh berdiri diam dan tampil.

Jenis-Jenis Kabuki

Pada awalnya Kabuki memiliki 3 jenis yaitu:

Onna Kabuki

Onna Kabuki juga dikenal sebagai Kabuki Wanita, mengacu pada bentuk teater Kabuki yang muncul pada tahun-tahun awal Kabuki diciptakan pada awal abad ke 17. Pada saat itu, perempuan adalah pemain utama, namun karena kekhawatiran masyarakat tentang moralitas, Tokugawa Shogunate melarang Onna Kabuki pada tahun 1652.

Wakashu Kabuki

Wakashu Kabuki atau Kabuki Pemuda, melibatkan aktor laki-laki muda yang dikenal sebagai wakashu yang memerankan peran laki-laki dan perempuan. Para pemainnya sering kali adalah remaja atau anak-anak, sehingga menambah pesona muda dalam produksinya. Jenis Kabuki ini juga mendapat sorotan masyarakat dan juga dilarang oleh Tokugawa Shogunate dengan alasan akan mengganggu moral masyarakat.

Yarou Kabuki

Yarou Kabuki atau Kabuki Laki-Laki, mengacu pada pertunjukan Kabuki yang melibatkan aktor laki-laki dalam memerankan peran dalam pertunjukannya. Kabuki jenis ini menjadi menonjol setelah dilarangnya Onna Kabuki dan Wakashu Kabuki, sehingga membentuk tradisi Kabuki modern yang kita lihat sekarang dimana pemain Kabuki adalah pria.

Genre Kabuki

Terdapat 4 genre dalam Kabuki

Jidaimono (時代物)

Merupakan pertunjukan yang berlatar belakang periode Heian, Kamakura, dan Muromachi, karena mereka adalah karya periode pada zaman Edo ketika Kabuki dikembangkan. Insiden yang sebenarnya terjadi pada zaman Edo diubah ke periode yang berbeda dan diganti namanya. Sebagian besar drama periode ini bersifat heroik, dengan para pejuang heroik dan karakter heroik lainnya. Di Edo, di mana populasinya sebagian besar adalah pria (meskipun jumlah wanita juga meningkat selama periode Edo), drama periode yang menampilkan pria-pria tampan seperti ini sangat populer.

Sewamono (世話物)

Karya-karya ini menggambarkan kasih sayang antara pasangan atau orang tua dan anak, atau cinta tanpa batas dari dua orang kekasih. Bisa dikatakan, ini adalah drama kontemporer dari zaman Edo. Banyak diantaranya didasarkan pada peristiwa yang menyebabkan kehebohan pada masa itu. Beberapa di antaranya memiliki akhir yang bahagia dan Sewamono memiliki kesamaan dengan pertunjukan dan drama modern.

Shosagoto (所作事)

Shosagoto adalah pertunjukan yang mengutamakan tarian. Isinya bervariasi, mulai dari drama tari yang didasarkan pada drama Noh dan drama Kyogen hingga drama di mana satu penari memainkan peran yang berbeda. Karya jenis ini hampir tidak memiliki dialog dan mengekspresikan perasaan melalui koreografi tari dan isi ceritanya tertanam dalam lirik yang dinyanyikan oleh para pemain.

Shinsaku Kabukiza (新作歌舞伎座)

Merupakan genre Kabuki yang berlatar belakang pada periode pasca Meiji dan periode pasca Perang Dunia II dan lahir menjadi kabuki baru

Kesimpulan

Kabuki tetap menjadi bagian yang tak terhapuskan dari warisan budaya Jepang. Daya tariknya yang abadi, ditandai dengan pertunjukan yang rumit, penceritaan yang hidup, dan simbolisme budaya, mengukuhkan status Kabuki sebagai bentuk teater tradisional Jepang yang menawan dan berpengaruh. Ada banyak teater di mana kabuki dapat dilihat di berbagai daerah di Jepang. Bila kamu mempunyai kesempatan untuk pergi ke Jepang kami menyarankan kamu untuk mengunjungi teater Kabuki dan menonton pertunjukan Kabuki untuk merasakan budaya Jepang yang satu ini.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!