Kehangatan Orang Jepang: Omotenashi

Mina-san konnichiwa! Pernahkan kalian berurusan dengan orang Jepang dengan perlakuan yang membuat mina-san takjub dikarenakan saking baiknya perlakuan itu? Dalam bahasa Jepang itu disebut Omotenashi.

Selamat datang di situs web WKWK JAPANESE, situs belajar bahasa dan budaya Jepang yang dikelola oleh orang Jepang! Kalian bisa belajar banyak hal tentang bahasa di sini, mulai dari tata bahasa, kosakata, kanji, partikel dan lain sebagainya. Jangan sungkan-sungkan untuk mengunjungi situs web ini lagi ya!

Oh iya, minasan jangan lupa baca juga artikel sebelumnya, ya!

Bahasan kita kali ini adalah salah satu budaya Jepang bagaimana mereka memperlakukan orang lain, yakni Omotenashi.

Etimologi Omotenashi

Kata omotenashi adalah kata benda dari motenasu. Ia merujuk pada bagaimana perilaku yang mesti dilakukan kepada orang lain.  Motenasu terdiri atas dua bagian, mote (持て) dan nasu (成す).

Budaya memperlakukan orang lain ini berakar pada upacara minum teh (chanoyu, 茶の湯) sejak zaman Heian. Perlakuan kepada tamu atau orang penting, yang menjadi budaya yang mewakili kehangatan orang-orang Jepang.

Kata ini diawali dengan o (お) yang artinya mereka menganggap budaya ini sebagai sesuatu yang dihormati dan sakral. Penambahan huruf o ini bernama bikago (美化語) yang juga dapat ditemui di kata lain seperti o-kane (お金), o-hana (お花) dan seterusnya.

Makna Omotenashi

Omotenashi memiliki definisi perlakuan kepada orang lain, namun secara spesifik ia juga mengandung beberapa makna. Di antaranya adalah, 1) Tanpa dua sisi, 2) Melakukan sesuatu membawa sesuatu.

Tanpa Dua Sisi

Yang dimaksud dengan tanpa dua sisi adalah tidak adanya motif lain, atau bisa juga diungkapkan dengan tidak bermuka dua. Memperlakukan tamu dengan sepenuh hati tanpa adanya motif pribadi atau egoisme diri sendiri.

Melakukan sesuatu membawa sesuatu

Membawa sesuatu di dalamnya tidak hanya membawa benda-benda fisik yang bisa diraba dan dirasakan, tetapi juga termasuk membawa sesuatu yang abstrak dan tak kasat mata seperti perasaan supaya bisa memperlakukan lawan bicara dengan sepenuh hati.

Supaya dapat melakukan omotenashi dengan baik, diperlukan pertimbangan akan apa yang diinginkan oleh pembicara, bagaimana keadaannya sekarang, apa yang sedang ada di pikirannya dan seterusnya. Setelahnya, omotenashi diekspresikan lewat tindakan dan perkataan.

Omotenashi sendiri tidak mempunyai standar yang menyatakan bahwa seseorang telah melakukan omotenashi dengan baik atau bahkan kurang, namun ada beberapa hal yang bisa menjadi landasan dan tips untuk bisa ber-omotenashi.

Tips Melakukan Omotenashi

Berikut adalah tips untuk ber-omotenashi ala orang Jepang yang mudah dilakukan oleh siapapun bahkan selain orang Jepang sekali pun.

Senyum

Omotenashi tidak lepas dari senyum. Ini adalah tindakan yang menjadi pondasi dari omotenashi. Tanpa adanya senyuman bahkan dengan tindakan dan perkataan yang sangat enak didengar dan sangat baku, semua akan hancur berantakan tanpa disertai dengan senyuman. Alasannya, karena wajah merupakan visual yang dipandang oleh lawan bicara.

Senyuman dilakukan dengan menaikkan dua sudut bibir dan menunjukkan ekspresi mata yang bahagia. Dua-duanya wajib dilakukan karena tanpa salah satunya tidak bisa disebut sebagai senyuman bahkan akan terlihat seperti meledek.

Untuk orang-orang yang belum terbiasa tersenyum, hendaknya banyak berlatih dengan membayangkan di depan mata ada orang tersayang, peliharaan kesukaan, atau apapun yang membuat dia merasa bahagia.

Memanggil Nama

Terdengar sepele namun memiliki pengaruh yang cukup besar. Apabila datang seseorang yang merupakan teman dari teman, alih-alih diungkapkan dengan ‘teman A’, hendaknya memanggil nama untuk menunjukkan kesan kelembutan dan kedekatan.

“Yamada mau makan apa?” akan lebih menggembirakan dan lebih menyenangkan daripada mendengar kalimat “Bapak mau makan apa?”.

Basa-Basi

Umumnya orang-orang akan diam setelah mengatakan salam seperti ohayou gozaimasu (selamat pagi), konnichiwa (selamat siang) dan seterusnya. Padahal bagusnya setelah salam menambahkan sedikit basa-basi untuk memperlunak suasana dan menunjukkan perilaku memuliakan tamu yang baik. Misalnya dengan mengatakan,
“Cuaca hari ini cerah, ya.”
今日はいい天気ですね。

Tidak hanya orang Indonesia yang suka dengan basa-basi, orang Jepang pun juga sering basa-basi untuk menunjukkan omotenashi-nya.

Kesimpulan

Omotenashi atau memperlakukan tamu dengan baik adalah budaya yang perlu diketahui oleh semua orang khususnya pembelajar bahasa Jepang untuk menciptakan etika yang santun dan sebagai bentuk untuk memuliakan tamu.

Semoga mina-san juga bisa menerapkan omotenashi dengan baik ya!

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!