Kisah Legenda Kucing Tama, Kepala Stasiun yang Abadi

Berkenalan dengan Tama the Cat

Negara Jepang adalah salah satu negara dengan tingkat kecintaannya yang luar biasa kepada kucing karena kucing dianggap sebagai hewan pembawa keberuntungan bagi masyarakat Jepang. Tama adalah salah satu kucing terkenal di Jepang yang selama hidupnya tinggal di stasiun. Ia memulai hidupnya di Kota Kishi, menjalani kehidupannya yang ternyata dapat menarik banyak perhatian warga Jepang itu sendiri. Kucing yang memiliki nama Tama atau Tama Ekichou masih harum kenangannya hingga kini dan sudah tersebar cerita kehidupannya hingga ke seluruh penjuru dunia. Kisah kucing Tama juga banyak menginspirasi orang, mulai dari menjadi lebih berkasih sayang terhadap kucing dan hewan lainnya, sampai menginspirasi orang-orang untuk membuat suatu produk yang dapat bermanfaat untuk manusia maupun hewan-hewan di seluruh dunia.

Oh iya minasan jangan lupa baca artikel yang sebelumnya juga, ya.

Sejarah Tama the Cat

Kucing Tama adalah kucing domestik Jepang betina berwarna calico atau memiliki 3 warna di tubuhnya yaitu putih, hitam dan oranye yang lahir pada tanggal 29 April 1999 di Kota Kishi, Jepang. Menurut buku-buku yang berisi cerita tentang Tama yang telah diterbitkan oleh beberapa orang di Jepang, Tama lahir di Stasiun Kishi. Induknya, Miiko, yang saat itu melahirkan 4 ekor anak kucing kehilangan 1 ekor anaknya (meninggal). Kemudian pada suatu hari, dua ekor anak Miiko telah diadopsi oleh orang lain. Pemilik kios makanan dan minuman di dekat stasiun kemudian mengadopsi Miiko dan anaknya yang tersisa, kemudian anak kucing tersebut dinamakan Tama. Lalu, suatu hari ada kucing yang dibuang oleh orang di depan stasiun yang kemudian diberi nama Chibi, kucing itu dibesarkan oleh Miiko. Tiga ekor kucing tersebut, Miiko, Tama dan Chibi, dipelihara di kandang kucing yang terletak di antara kios dan gudang. Biasanya mereka muncul di depan kios saat siang hari, kemudian penduduk setempat dan orang-orang yang menaiki kereta melalui Stasiun Kishi mulai mengenali mereka dan menganggap mereka sebagai idola Stasiun Kishi.

Tama, Kepala Stasiun Kishi

Tama pun mulai memikat hati Mitsunobu Kojima, Direktur Ryobi Group sekaligus Direktur Wakayama Railway dan memerintahkan staf agar kucing-kucing diizinkan untuk tinggal di stasiun dan ia ingin Tama menjadi maneki-neko yang dapat menarik orang-orang agar datang ke stasiun. Setelah dialihkan dari Nankai Electric Railway ke Wakayama Railway, Stasiun Kishi harus dijalankan tanpa adanya petugas dimulai sejak April 2006. 

Pada tahun 2007, stasiun mengalami kesulitan keuangan hingga hampir bangkrut dan terancam akan ditutup. Koyama yang merupakan Manajer Stasiun Kishi menyusun ide untuk kembali menghidupkan stasiun kemudian mengajukan proposal ke manajemen perusahaan kereta api tersebut agar menjadikan Tama sebagai kepala stasiun. Tama mulai menarik perhatian media massa setelah dilantik sebagai kepala stasiun di tanggal 5 Januari 2007. Tidak hanya itu, Chibi juga diangkat menjadi staf, dan Miiko diangkat sebagai asisten. Setelah bekerja selama 1 tahun, Tama pun naik pangkat menjadi super kepala stasiun pada 5 Januari 2008 dan diangkat secara resmi menjadi pejabat eksekutif oleh Wakayama Electric Railway pada 3 Januari 2010. Sejak 2008, Tama ditempatkan di ruang petugas pemeriksa karcis. Di dalam ruangannya juga telah dilengkapi litter box yang ditaruh di tempat yang tidak terlihat pengunjung.

Beberapa hal yang didapatkan Tama sebagai kepala stasiun selain sudah dijamin makanannya untuk satu tahun penuh, di antaranya:

  1. Perlakuan istimewa, seperti mendapatkan atribut papan nama warna emas yang digantung di dada dan topinya. Bahkan topinya dipesan secara khusus karena sulit dibuat yang berukuran terlalu kecil sehingga proses pembuatannya memakan waktu hingga lebih dari setengah tahun. Selain itu mungkin ada perlakuan istimewa lainnya yang tidak banyak dibagikan ke media, dikarenakan Tama adalah aset berharga bagi Stasiun Kishi sehingga sangat mungkin pihak yang bertanggung jawab atas Tama memberikan perawatan kesehatan yang sangat memadai seperti pemeriksaan rutin, vaksinasi, dan perawatan medis apabila diperlukan;
  2. Perhatian media. Banyak media lokal, nasional sampai internasional yang meliput kesuksesan Tama yang membawa popularitas untuk Stasiun Kishi dan daerah yang ada di sekitarnya;
  3. Wisatawan dan pengunjung. Kehadiran Tama membuat banyak pengunjung berdatangan ke Stasiun Kishi, hingga akhirnya Tama dapat membantu mempromosikan pariwisata lokal dan membantu perekonomian daerah;
  4. Penghargaan dan pujian. Tama mendapatkan banyak penggemar dan pengakuan atas dampak positifnya terhadap pariwisata daerah tersebut;
  5. Warisan dan pengabdian. Tama itu sendiri merupakan sebuah warisan sebagai ikon lokal yang dicintai orang-orang. Kontribusinya dihargai dan diingat oleh banyak orang bahkan setelah kepergiannya.

Kepopuleran Tama di Mata Dunia

Tama the Cat telah menjadi kucing yang terkenal di mata dunia, terutama di Jepang itu sendiri serta negara-negara yang gemar dengan kucing juga gemar dengan kisah unik mengenai hewan yang berdampak positif pada masyarakat. Cukup banyak faktor yang membuat Tama menjadi kucing yang sangat terkenal di antaranya media berita, media sosial, pariwisata Stasiun Kishi, produk merchandise yang berlisensi Tama (boneka, mainan, pernak-pernik, dan lain-lain) yang telah dipasarkan di Jepang serta di negara-negara lain, karya seni dan media yang memunculkan sekaligus mengabadikan seekor Tama di manga, anime, film bahkan karya seni lainnya, serta warisan yang telah diturunkan oleh Tama itu sendiri sebagai ikon yang sangat dicintai oleh banyak orang di dunia. Selain itu, buku-buku juga diterbitkan untuk mengabadikan sesosok kucing Tama oleh banyak penulis. 

Di Jepang, dulunya Tama menjadi maskot paket tur keliling Prefektur Wakayama menaiki Ichigo Densha dan Omocha Densha, kereta api yang dijalankan oleh Wakayama Railway. Sebelum Tama diangkat menjadi kepala stasiun, orang-orang yang naik kereta melalui Stasiun Kishi hanyalah sekitar 700 orang per hari, setelah Tama diangkat menjadi kepala stasiun hingga Januari 2007, orang yang menaiki kereta di Stasiun Kishi bertambah hingga 17%. Pemasukan dari penjualan karcis Ichigo Densha juga meningkat sampai 40% daripada saat tahun sebelumnya. Prefektur Wakayama juga telah menerima dampak ekonomi berkat Tama sebesar 1,1 miliar yen dikarenakan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang. Hal tersebut kemudian diliput oleh media massa luar negeri termasuk CNN.

Warisan Tama dan Penghormatan Setelah Meninggal

Bagi pecinta hewan terutama pecinta kucing biasanya apabila mereka memelihara hewan, mereka akan menganggap hewan peliharaan tersebut bukan hanya sekedar hewan belaka, tetapi juga sebagai keluarga pemilik. Maka dari itu apabila mereka kehilangan hewan peliharaan mereka, akan terasa sangat sedih seperti kehilangan keluarganya sendiri. Kucing Tama telah meninggal pada 22 Juni 2015, hari Senin di rumah sakit hewan disebabkan karena penyakit jantung. Ia meninggal di usianya yang ke-16 tahun, jika dalam hitungan usia pada manusia adalah usia 80 tahun. Tama meninggalkan warisan yang besar serta penghormatan oleh masyarakat di Jepang dan seluruh dunia.

Tama diberi penghormatan setelah kepergiannya, terbukti dengan banyak penggemar serta pendukung Tama yang menyatakan kesedihan atas kepergian seekor Tama, banyak pula yang menghadiri upacara pemakamannya. Kematiannya banyak di-publish di berbagai media Jepang dan internasional. Sebagai penghormatan, telah didirikan sebuah monumen patung Tama di dekat Stasiun Kishi untuk mengenang keberadaan seekor Tama. Peninggalannya sebagai kepala stasiun diturunkan kepada kucing berikutnya yang diadopsi untuk menggantikan posisi Tama, mereka juga mewarisi warisan Tama serta meneruskan tradisi kucing sebagai hewan yang dicintai di stasiun tersebut. Ikon Tama sebagai kepala stasiun pertama dalam sejarah perkeretaapian swasta di Jepang membuatnya sering disebut dalam lagu, manga, anime, dan suvenir. 

Kesimpulan

Tama the Cat merupakan seekor kucing legendaris yang telah menyelamatkan sebuah jalur kereta api yang hampir bangkrut bahkan terancam ditutup. Kisah kucing Tama mewariskan kenangan yang akan selalu hidup, sebuah penghormatan, serta kontribusinya yang sangat positif bagi komunitas maupun pariwisata lokal. Meskipun kucing Tama sudah tiada, kisahnya serta pengaruhnya sebagai Kepala Stasiun Kishi yang begitu dicintai oleh banyak orang masih terasa kuat. Kisah Tama banyak menjadikan inspirasi bagi orang-orang di seluruh dunia, salah satunya terdapat brand produk kesehatan hewan asal Jerman bernama tamaVet yang dibuat untuk mendukung perawatan terbaik pada hewan peliharaan agar mereka dapat menjalani hidup yang panjang dan bahagia seperti Tama.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!