Peran Anjing dalam Mitologi Jepang: Simbolisme, Kehadiran Spiritual dan Legenda Kesetiaan

Secara umum di Jepang, anjing dianggap sebagai makhluk yang suci dan makhluk pelindung dalam mitologi Jepang. Anjing melambangkan kesetiaan, perlindungan, dan keberuntungan. Peran anjing dalam mitologi Jepang sering kali dipuja dan dipercaya sebagai pembawa pesan antara dunia manusia dan dunia roh.

Kalau minasan penasaran, baca artikel ini sampai habis, ya!

Oh iya, jangan lupa baca artikel sebelumnya juga, ya.

Keberadaan Anjing dalam Mitologi Jepang

Ada suatu makhluk mitologi yang bernama Tanuki atau Anjing Rakun. Tanuki ini dikenal sebagai makhluk yang nakal dan usil dikarenakan karakternya yang bebal dan tidak takut untuk berubah menyerupai manusia dengan tujuan mempermainkan para manusia. Dalam mitologi Jepang, Tanuki dianggap memiliki kekuatan magis atau kekuatan surgawi. Anjing Rakun merupakan makhluk yang ahli dalam ilusi, dalam kata lain mereka sering menggunakan sajak kecil untuk memikat orang dan orang tersebut akan berakhir dengan rasa malu. Penipu cilik ini pun pintar dalam melontarkan kutukan kecil. Mereka dapat menipu orang dengan mengelabuinya untuk menyentuh barang-barang yang ajaib, misalnya membuat orang menyentuh payung atau kue beras yang dapat membuat orang tersebut berpindah ke alam liar yang sangat jauh.

Tanuki berasal dari Cina, ketika itu masyarakat percaya kucing liar dapat berubah bentuk menjadi dewa dalam wujud macan tutul. Dikarenakan Jepang tidak mempunyai hewan seperti macan tutul, maka mereka menjadikan kekuatan tersebut ke makhluk lain seperti kucing liar, musang, dan babi hutan. Pada akhirnya, anjing rakun menjadi makhluk populer yang dapat mewadahi kekuatan sihir ini. Mereka dipuja menjadi dewa yang dapat menguasai alam. Anjing rakun pertama kali disebutkan dalam Nihon Shoki, yang merupakan koleksi sejarah mengenai asal-usul negara Jepang. Dalam Nihon Shoki, Anjing Rakun dikenal karena skrotumnya yang besar dan kecintaannya pada sake dan alkohol populer yang terbuat dari beras. Penampilan makhluk mitologi Jepang telah berkembang selama berabad-abad dan selama periode Edo, legenda seputar Tanuki berkembang. 

Komainu: Pelindung Kuil dan Penjaga Roh

Menurut berbagai sumber, di Asia, singa dipercaya mempunyai kekuatan untuk mengusir kejahatan, maka dari itu biasanya patung singa digunakan untuk menjaga gerbang dan pintu. Komainu merupakan campuran dari singa dan anjing, maka dari disebut “Komainu” karena apabila diterjemahkan berarti “anjing singa”. Di berbagai budaya, singa menyimbolkan sebuah kekuasaan, selain itu singa dikenal sebagai raja hutan. Di samping itu anjing juga dipercaya sebagai makhluk pelindung, maka dari itu mencampurkan kedua hewan ini dapat memberi gambaran Komainu sebagai pelindung yang kuat yang dapat mengusir roh jahat dari tempat-tempat suci dan rumah pribadi masyarakat. 

Patung Komainu ini selalu berpasangan dengan yang satu bermulut terbuka dan yang satunya lagi mulutnya tertutup, detail tersebut konon berasal dari agama Buddha. Meski Komainu masih banyak diyakini oleh masyarakat sampai saat ini, pada zaman Edo ada hewan lain seperti harimau, naga, dan rubah yang mulai digunakan sebagai pengganti Komainu sebagai penjaga. Hal tersebut menciptakan patung rubah Inari yang dapat dijumpai di pintu masuk kuil Inari yang ada di Jepang. Di Okinawa terdapat varian Komainu yang berbeda yang dinamakan “Shisa”. Sama dengan Komainu, patung Shisa digunakan pula untuk mengusir roh jahat yang ditempatkan di pintu masuk suatu tempat. Namun, berbeda dengan Komainu yang tidak memiliki cerita atau legenda, Shisa ini memiliki cerita dan legenda yang konon telah berkali-kali menyelamatkan masyarakat dari bermacam-macam bahaya. Contohnya yaitu asal-usul Hutan Gana-mui yang ada di dekat Jembatan Naha Ohashi.

Kitsune Penjaga Inari

Kitsune merupakan sebutan untuk hewan rubah dalam bahasa Jepang. Konon menurut legenda, rubah merupakan penjaga yang setia, teman, kekasih ataupun istri. Menurut kepercayaan agama Shinto, kitsune merupakan makhluk yang bertugas membawakan pesan dari Kami (dewa Shinto). Konon, semakin banyak ekor Kitsune menandakan bahwa ia semakin tua, semakin bijak dan memiliki kekuatan yang semakin hebat. Rubah atau Kitsune telah hadir di 32.000 kuil Shinto yang dihadirkan untuk Inari, Dewa Padi, teh, dan sake, dan sebagai lambang dari kesuburan. Zaman dahulu juga banyak yang sengaja memiliki binatang rubah asli untuk menjaga kuil. Yang paling terkenal di Jepang adalah kuil Fushimi Inari yang terletak di Kyoto, yang memiliki ribuan tori (gerbang berwarna merah). 

Dalam cerita rakyat Jepang, ada 13 jenis Kitsune yang berbeda sesuai dengan elemen yaitu langit, kegelapan, angin, roh, sungai, lautan, bumi, api, suara, waktu, gunung, guntur, dan hutan. Namun umumnya Kitsune terbagi menjadi dua kelompok yang sifatnya bertentangan yaitu nogitsune (buruk) dan zenko (baik), Kitsune memberi pertanda baik dan buruk tergantung pada keadaan yang sedang ditemuinya. Kitsune yang jahat atau nogitsune merupakan makhluk yang liar dan tidak mengabdi kepada Tuhan. Mereka berubah menjadi manusia, menampilkan diri sebagai wanita yang cantik untuk memikat pria-pria yang kuat agar masuk ke dalam perangkap mereka. Sedangkan Kitsune yang baik atau zenko sebagai pembawa pesan dan reinkarnasi jiwa dalam dunia roh, mereka akan menumbuhkan ekor baru ketika menjadi lebih kuat. Setelah ekor mereka tumbuh sampai sembilan, bulunya pun berubah menjadi putih atau emas kemudian mulai mendapatkan kemampuan yang kuat di luar pemahaman manusia, termasuk dapat membekukan ruang dan waktu. Kitsune dipercaya dapat berubah ke bentuk manusia setelah mencapai usia seratus tahun.

Jika ingin melihat Kitsune atau hewan rubah secara langsung, ada sebuah tempat yang bernama Desa Zao Fox yang terletak di Prefektur Miyagi. Di sana terdapat lebih dari seratus ekor rubah dengan beberapa jenis yang berbeda, mereka berkeliaran bebas di cagar alam yang dapat dikunjungi oleh turis.

Hachi-ko: Legenda Kesetiaan Tak Terbandingkan

Hachiko adalah seekor anjing jantan di Jepang ras Akita Inu yang lahir pada 10 November 1923 dan meninggal pada 8 Maret 1935. Hachiko dipelihara oleh seorang profesor departemen pertanian Universitas Kekaisaran Tokyo bernama Hidesaburo Ueno, mereka berdua tinggal bersama di Shibuya, Tokyo. Setiap kali pemiliknya pulang bekerja, Hachiko selalu menyambutnya di stasiun Shibuya. Rutinitas tersebut berlanjut hingga 21 Mei 1925 di mana Hachiko menunggu begitu lama kedatangan Ueno yang tak kunjung hadir di stasiun tersebut. Ternyata, Ueno tidak kunjung datang karena menderita pendarahan otak ketika sedang memberikan kelas di perkuliahan, sehingga Ueno meninggal tanpa sempat bertemu kembali dengan Hachiko yang sabar menunggu kehadirannya di stasiun. Kemudian Hachiko dengan setia selalu menunggu dengan keluarga pengasuhnya yang ada di luar Shibuya. Akhirnya Hachiko pun tinggal dengan tukang kebunnya Ueno yang bernama Kikusaburo Kobayashi. Meski begitu, Hachiko tetap menanti Ueno di stasiun setiap harinya selama 9 tahun setelah kepergian Ueno. 

Hachiko sempat dianggap pengganggu, tetapi dirinya mulai terkenal di tahun 1932 saat Hachiko muncul di berita dari Asahi Shinbun. Setelah itu banyak orang memberikan perhatian padanya dalam bentuk makanan dan sumbangan. Di usianya yang ke-11 tahun, Hachiko meninggal karena kanker terminal dan filariasis, ia ditemukan di sebuah jalan Shibuya saat kematiannya. Karena kesetiaannya yang melegenda, dibuatlah patung Hachiko yang dipahat oleh Teru Ando dan patung tersebut diletakkan di stasiun Shibuya. Patung tersebut menjadi monumen yang sangat terkenal hingga banyak turis lokal dan luar negeri yang datang untuk melihatnya dan mengabadikannya dengan berfoto. 

Okuri-inu dan Inugami: Aspek Spiritual yang Kompleks

Okuri-inu merupakan anjing atau serigala nokturnal seperti yokai yang sering mengganggu dan menghantui siapa saja yang berjalan sendirian ketika melewati hutan belantara yang jarang menjadi akses jalan lalu-lalang untuk orang-orang. Legenda okuri-inu ini sudah ada sejak zaman pra sejarah. Konon, okuri-inu merupakan makhluk yang ganas melebihi rekan-rekannya. Mereka akan mengikuti orang yang jalan sendirian di malam hari sambil menjaga jarak. Ketika orang tersebut tersandung dan jatuh, maka okuri-inu ini akan menerkam dengan sangat cepat kemudian mengoyak tubuh orang tersebut hingga habis. Namun apabila ketika terjatuh orang tersebut berpura-pura sedang beristirahat maka okuri-inu akan tertipu dan tidak akan menyerang orang tersebut. Karena keganasannya yang menyeramkan, sampai-sampai tidak ada yokai berbahaya maupun binatang liar yang mampu mendekatinya ketika okuri-inu sedang mengikuti seseorang. Cerita mengenai okuri-inu ini berbeda-beda tergantung pada wilayahnya serta ada banyak perbedaan pada perilakunya.

Sedangkan, inugami adalah salah satu dari makhluk shikagami dalam mitologi Jepang. Shikagami adalah kami yang berasal dari roh manusia ataupun hewan yang dipanggil secara sengaja untuk melayani tuannya yaitu penyihir. Inugami, yakni roh anjing yang pernah ditemukan di daerah Okinawa sampai Jepang bagian barat bisa digunakan untuk membalaskan dendam, namun juga bisa untuk menyembuhkan penyakit yang ada pada manusia. Roh anjing itu akan melayani tuannya dengan setia. Penyihir hebat dapat memunculkan roh ini melalui ritual yang mengerikan untuk melakukan perbuatan jahat. Konon, ritual memunculkan inugami diawali dengan menguburkan badan anjing hingga ke lehernya, kemudian menaruh berbagai makanan kesukaan anjing tersebut di sekitarnya. Nantinya, anjing tersebut akan mengamuk dan ketika sudah sangat marah kemudian kepalanya dipenggal lalu kepala tersebut dikuburkan di jalan yang banyak dilewati orang-orang. Jika banyak orang yang menginjaknya, maka akan menjadi roh jahat yang begitu kuat. Roh yang digunakan seperti ini merupakan tindakan ilegal yang tidak disukai masyarakat karena inugami memiliki emosi yang kuat serta sangat pandai merasuki orang-orang yang memiliki emosi tidak stabil dan lemah. Apabila orang telah dirasuki inugami maka ia akan mengalami nyeri di dada, tangan, kaki, bahu, merasakan cemburu yang parah dan juga bisa menggonggong secara tiba-tiba.

Kesimpulan

Budaya Jepang ada beberapa kategori yaitu makanan, perayaan, norma, keyakinan spiritual, dan lain-lain. Hal ini membuat Jepang menjadi negara yang budayanya sangat menarik untuk dipelajari karena segala sesuatunya berdasarkan dorongan dari makna dan keyakinan. Hal ini terlihat dari seperti apa masyarakat memberikan penghormatan kepada makhluk mitologi serta roh yang diyakini dapat membimbing masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya hingga saat ini.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!