Dalam Budaya Jepang, Kalau Makan Tidak Boleh Bersuara?

Jepang memang masih sangat kental akan budaya dan adatnya. Salah satunya adalah etika makan yang juga mencerminkan nilai budaya. Hal ini juga menjadi sangat penting untuk diperhatikan ketika berkunjung ke Jepang, karena ada beberapa tingkah laku yang tabu untuk dilakukan. Terutama saat makan. Apakah benar di dalam budaya Jepang, ketika makan tidak boleh bersuara?

Oh iya buat minasan yang belum baca artikel sebelumnya, baca terlebih dahulu di sini, ya!

Berikut adalah beberapa etika ketika makan dalam budaya Jepang.

Menyeka tangan dengan handuk hangat (oshibori)

Hampir semua restoran Jepang akan menyediakan handuk basah hangat saat tamu memasuki restoran. Tetapi, akhir-akhir ini ada juga restoran yang menggunakan tisu basah atau kain sekali pakai karena dianggap lebih praktis. Handuk ini diberikan dengan tujuan untuk mengelap tangan sebagai pengganti mencuci tangan dengan air. Handuk ini tidak digunakan untuk menyeka muka atau leher. Setelah dipakai untuk mengelap tangan handuk dilipat kembali, karena akan digunakan kembali setelah makan selesai.

Mengucapkan syukur sebelum dan sesudah makan.

Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan makan, orang Jepang akan  menempelkan kedua tangan bersama untuk memberi penghormatan pada makanan. “Itadakimasu” dikatakan sebelum makan dan “gochiso-sama” dikatakan setelah makan. Kedua ungkapan tersebut diucapkan sebagai bentuk syukur yang berbeda.

Mengeluarkan suara saat makan

Hal ini adalah bukan hal yang tabu. Akan tetapi, lebih kepada etika ketika makan. Pada saat kita memakan makanan berupa sup, atau mie kita tidak diperbolehkan mengeluarkan suara seperti menyeruput (sluurp) karena ini dianggap tidak sopan. Namun, ada yang mengatakan menyeruput makanan akan membuat masakan menjadi lebih nikmat dan makanan pun akan cepat dingin. Hal yang terpenting adalah etika meletakan peralatan makan dan mengunyah sangat dilarang untuk bersuara. Jika masih bingung suara apa saja yang bisa diterima dan tidak, lebih baik kita makan dengan tenang dan diam.

Cara menggunakan sumpit

Sumpit adalah alat utama yang digunakan di Jepang ketika makan. Ada beberapa aturan yang mengatur bagaimana cara menggunakan sumpit ketika makan, mulai dari memegang sumpit hungga cara meletakkannya. Etika ini untuk menghindari orang lain merasa tidak nyaman saat melihat kita makan. Selain itu jangan menggosok sumpit, karena ini dianggap menghina kualitas restoran tersebut. Kualitas sumpit di Jepang sangat bagus sehingga tidak perlu menggosoknya. Dan apabila makan menggunakan sumpit menyulitkan maka kita dapat meminta kepada pegawai restoran untuk menyiapkan garpu atau sendok. Karena di beberapa restoran kadang tidak langsung menyiapkan alat makan lain, kecuali kita memintanya.

Menaikan siku ke atas meja ketika makan

Hal ini sangat tidak boleh dilakukan ketika makan di Jepang, karena ini dianggap sangat tidak sopan dan tidak menghargai makanan. 

Kesimpulan

Apakah sudah terjawab pertanyaan diatas? Kesimpulannya adalah tidak mengapa bersuara ketika makan, tetapi kita lebih baik menikmati makanan dengan tenang dan elegan, sehingga tidak melanggar etika dan kebudayaan Jepang itu sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat, ya. これからも頑張りましょう!

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!