Etos Kerja Orang Jepang yang Patut Ditiru

Kita pasti kagum saat melihat kebudayaan dan etika yang dimiliki oleh masyarakat Jepang. Sebagai salah satu negara maju yang memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, Jepang ternyata masih sangat menjaga kebudayaan yang dimilikinya. 

Selain itu budaya yang berhubungan dengan prinsip hidup dan etos kerja masih dijunjung tinggi hingga sekarang. Bahkan etos kerja orang Jepang yang disebut sebut workaholic tetapi masih memegang teguh etika dan prinsip hidup. Terbukti Jepang termasuk sebagai salah satu negara yang memiliki masyarakat dengan etika dan semangat kerja paling baik di dunia.

Orang asli Jepang yang tetap mencanangkan etika tersebut walau bekerja di negara lain. Padahal, tak sedikit warga suatu negara yang menetap di negara asing memiliki etika dan etos kerja yang telah terpengaruh dengan kebiasaan atau budaya masyarakat lokal di sana. Sebagai contoh banyak perusahaan Jepang yang masih menggunakan prinsip kerja di Jepang, yang diaplikasikan di Indonesia tanpa mempengaruhi budaya di Indonesia. Terdapat 5 filosofi prinsip hidup dan etos kerja yang umumnya dimiliki oleh masyarakat Jepang. Sebelum kita membahas etos kerja orang Jepang, mari kita lihat pengertian etos kerja secara umum.

Oh iya buat minasan yang belum baca artikel sebelumnya, bisa baca lewat link berikut, ya!

Pengertian Etos Kerja

Secara umum, etos kerja adalah sebuah kewajiban dan bentuk tanggung jawab seseorang dalam pekerjaannya. Menurut KBBI, etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Etos kerja merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang, baik dari karyawan hingga pemimpin perusahaan. Pasalnya, etos kerja berkaitan erat dengan tanggung jawab yang dapat mencerminkan kualitas diri seseorang.

Orang yang memiliki etos kerja yang tinggi biasanya akan lebih dihargai dalam pekerjaannya. Selain itu, etos kerja yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap kesuksesan karirnya. Berikut adalah 5 etos kerja yang dimiliki oleh orang Jepang. Kelima jenis filosofi tersebut diberi nama kaizen, meishi kokan, bushido, ganbatte, dan keisan. Tentunya, setiap filosofi tersebut memiliki arti yang untuk diterapkan dalam bidang apapun.

Kaizen

Kaizen sebenarnya lebih identik dengan konteks bisnis yang mana harus terus melakukan pengembangan serta evaluasi secara berkelanjutan. Kaizen tidak hanya dipakai dalam pekerjaan saja, tetapi dapat diterapkan di kehidupan sehari hari. Intinya adalah seseorang harus terus melakukan pengembangan pada kemampuan diri dan melakukan perbaikan dalam segala hal yang dirasa masih kurang.

Di dalam kaizen ada 6 hal yang mendasar.

  • Standardisasi adalah membuat standar proses untuk setiap aktivitas, sehingga kita dapat melakukan pengecekan secara rutin.
  • Pengukuran adalah proses mengukur menggunakan data, misalnya waktu dan biaya yang diperlukan.
  • Perbandingan adalah membandingkan data yang sudah di ukur dengan standar yang sudah dibuat. 
  • Inovasi adalah mencari cara baru yang lebih efektif dalam pencapaian target.
  • Standardisasi, setelah kita melakukan pengukuran, membandingkan dan membuat inovasi baru yang lebih baik dari sebelumnya maka kita harus membuat standar baru. 
  • Mengulangi, ini adalah inti dari kaizen, yaitu mengembangkan atau memperbaiki setiap hal yang sudah kita lakukan. Dengan mengulangi maka kita akan menemukan inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan.

Dalam menerapkan filosofi kaizen di kehidupan pribadi dan pekerjaan membutuhkan penyesuaian agar menjadi kebiasaan yang dapat dilakukan sehari-hari. Salah satunya adalah untuk mengurangi waktu, tenaga dan dana terbuang pada hal yang dirasa kurang perlu. Selain itu, melakukan hal-hal kecil yang bisa membuat pekerjaan dan kegiatan dapat selesai dengan lebih efektif juga perlu untuk dibiasakan. 

Meishi Kokan

Pengertian meishi kokan secara harfiah adalah saling bertukar kartu nama. Kalau kamu kerja sama dengan orang Jepang dalam konteks formal, umumnya akan dimulai dengan ritual bertukar kartu nama.

Pada saat bertukar kartu nama atau meishi kokan ini tidak sembarangan karena ada etikanya. Kartu nama yang kita berikan oleh relasi harus diterima oleh kedua tangan. Setelah itu, kartu nama harus dibaca dengan seksama dan mengkonfirmasi informasi yang tertera kepada pemberi kartu nama tersebut. Kemudian, kartu nama harus disimpan di letakan diatas meja, tidak dimasukkan ke dalam saku pakaian karena akan memberikan kesan tidak sopan. Tujuan nya adalah pada saat kita berbincang dengan relasi, kita dapat memanggil nama dari relasi kita, sehingga memberikan kesan akrab dan sopan.

Etika yang baik memberikan kesan positif adalah hal yang penting saat bertemu dengan relasi baru. Sikap menghargai, baik dengan orang yang baru kenal maupun yang sudah lama akrab juga penting untuk dilakukan agar tercipta bisnis yang menyenangkan. Jadi, sikap saling menukar kartu nama, yang merupakan kebiasan orang Jepang tersebut layak untuk ditiru agar hubungan dengan relasi bisnis baru dapat tumbuh dengan lebih lancar.

Bushido

Bagi yang orang yang menyukai atau mengetahui tentang sejarah Jepang mungkin tidak asing dengan istilah bushido ini. Secara singkat, bushido adalah tata cara untuk menjadi seorang ksatria di Jepang pada masa samurai. Walaupun identik dengan samurai,  prinsip ini juga masih dapat digunakan di dunia modern. Prinsip dasar bushido yaitu, kegigihan (kennin), keyakinan (shinnen), kepedulian (shincho), keadilan (seigi), kesederhanaan (sessei), perbuatan baik (jizen) dan harapan (kibou).

Cara menerapkan prinsip bushido di kehidupan sehari-hari dan pekerjaan juga cukup simpel. Dimulai dari menghargai orang sekitar, seperti keluarga sendiri serta rekan kerja, sudah menjadi contoh penerapan prinsip bushido ini. Selain itu, prinsip bushido juga dapat diaplikasikan dengan menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Tak hanya itu, disiplin dalam mengeluarkan uang untuk hal-hal yang dirasa penting saja juga salah satu praktik dari filosofi ini. Orang yang memiliki prinsip bushido akan menjadi pribadi yang optimis menjalani segala hal. Oleh karena itu, prinsip bushido menjadi salah satu filosofi yang banyak dipegang teguh oleh masyarakat Jepang.

Ganbatte

Mungkin kita sudah tidak asing dengan istilah asal Jepang ini. Ya, ganbatte sering digunakan sebagai istilah untuk memberi semangat kepada orang lain sehingga bisa melakukan hal yang terbaik. Padahal, istilah tersebut memiliki makna yang lebih dalam daripada itu. Di Jepang, sedari kecil dibiasakan untuk semangat menjalani hidup. Berbagai masalah dan beban pekerjaan atau sekolah harus dibiasakan untuk bisa selesai dengan tepat waktu dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang membuat masyarakat Jepang memiliki etos kerja pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan apapun. 

  Prinsip ini membuat orang Jepang tidak akan gampang menyerah ketika melakukan atau menyelesaikan sesuatu hingga selesai. Artinya seseorang tidak akan mencapai tujuannya apabila tidak bersemangat dan menyerah di pertengahan jalan. Sehingga kita harus tetap berusaha agar dapat memenuhi target yang sudah kita buat. 

Keisan

Filosofi ini hampir mirip dengan kaizen yaitu menekankan untuk meningkatkan kemampuan yang kita miliki secara konsisten. Hanya saja fokus dari keisan ini adalah peningkatan kreativitas, inovasi dan produktivitas. 

Kemampuan untuk bisa menciptakan ide dan inovasi kreatif saat ini tentu menjadi hal yang sangat berharga. Dengan perkembangan zaman yang sudah serba digital prinsip keisan ini sangat penting. Cara untuk mengasah kemampuan ini juga tidak terlalu sulit, tetapi butuh konsistensi dengan cara mengasah otak dan melakukan diskusi dengan rekan kerja atau orang baru yang memiliki pola pikir dan tujuan yang sama. Dengan ada atau tidak adanya rekan kerja pun kita bisa mengasah kreatifitas kita melalui media sosial atau internet, yang dapat dengan mudah mencari minat dan bakat yang kita sukai. Bila perlu, bagikan informasi baru yang baru didapatkan tersebut dengan orang lain dan diskusikan agar lebih memahami isinya. Jadi, selain mengasah kemampuan untuk berpikir kreatif, cara tersebut juga dapat menjadikan seseorang untuk menjadi seorang yang informatif. 

Saat ini sangat penting memiliki etos kerja di tengah persaingan yang semakin ketat, Setiap orang tentu ingin mendapatkan pekerjaan yang terbaik dengan gaji yang mencukupi. Namun, agar dapat menunjukkan bahwa Anda mampu memiliki pekerjaan yang lebih baik, maka kita harus memiliki etos kerja yang baik. Dengan begitu, Anda akan dianggap sebagai pribadi yang terus ingin belajar dan berusaha serta mampu mengajak rekan kerja yang lain untuk terus berjuang mencapai target pekerjaan. Mungkin bisa kita aplikasikan di kehidupan sehari hari etos kerja yang dimiliki oleh orang Jepang.

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!