Omiyamairi, Tradisi Sakral Penyambutan Bayi di Jepang

judul

Minasan, pernajkah kalian belajar atau mendengar tentang tradisi menyambut bayi di Jepang? Tradisi itu dalam bahasa Jepang disebut dengan omiyamairi, loh, yang artinya kunjungan ke kuil!

Buat kalian yang penasaran, yuk baca artikel ini sampai habis, ya!

Oh iya, jangan lupa baca artikel sebelumnya juga, ya!

Tradisi Omiyamairi

Secara harfiah, omiyamairi (お宮参り) artinya kunjungan ke kuil. Omiyamairi dilaksanakan satu bulan setelah bayi lahir untuk mengunjungi kuil Shinto pertama kalinya kemudian orang tua, kakek, dan nenek semuanya juga ikut pergi mengunjungi kuil tersebut. Omiyamairi merupakan ritual agama Shinto, serupa dengan ritual pembaptisan yang ada di agama Kristen. Kuil yang dikunjungi biasanya kuil yang terkenal. Di ritual ini, bayi memakai pakaian khusus yang berwarna putih di bagian dalam (shirohabutae) serta mengenakan kimono khusus di atasnya yang diikatkan dibelakang gendongan bayi (kakegi).

Di Jepang ada banyak ritual tradisional untuk bayi yang baru lahir, salah satunya adalah omiyamairi ini. Ritual ini bertujuan untuk menunjukkan rasa syukur atas kelahiran bayi mereka dan nantinya mereka akan berdoa untuk kesehatan dan pertumbuhan sang bayi kepada dewa. Kimono yang dipakai untuk omiyamairi biasanya membeli sendiri atau sewa. 

Asal Usul dan Sejarah Omiyamairi

Omiyamairi ini berawal dari sejak zaman kuno Jepang saat agama Shinto mulai berkembang. Omiyamairi berasal dari tradisi berdasarkan pada keyakinan pentingnya mendapatkan berkat dan perlindungan spiritual untuk bayi-bayi yang baru lahir. Tradisi ini memang tidak dijelaskan secara khusus dalam teks kuno maupun teks resmi, namun tradisi ini telah menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat-masyarakat Jepang selama ratusan tahun. Agama Shinto merupakan kepercayaan yang berkaitan erat dengan alam dan roh-roh sehingga bagi pemeluk agama Shinto, ritual omiyamairi ini dianggap sangat penting untuk memberikan perlindungan dan berkat kepada sang bayi yang baru lahir. 

Menurut mereka sejak zaman kuno, mereka percaya bahwa bayi yang baru lahir merupakan manusia yang rentan sehingga bisa saja mendapatkan pengaruh jahat dari roh-roh. Mereka percaya apabila membawa bayi yang baru lahir ke kuil, kemudian orang tua berharap untuk memohon perlindungan dan mendapat keberkahan maka bayi tersebut akan terselamatkan dari pengaruh roh-roh jahat.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, omiyamairi ini semakin tersistem dan diritualisasikan dengan tata cara maupun doa-doa khusus. Mungkin detailnya bervariasi, namun tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan berkat dan perlindungan kepada sang bayi. Hingga saat ini, omiyamairi masih menjadi salah satu tradisi yang penting dalam budaya Jepang. Tradisi ini tetap memegang peranan penting untuk merayakan dan memberkati kelahiran seorang bayi bagi masyarakat Jepang.

Persiapan Omiyamairi

Ada pula beberapa persiapan yang harus disiapkan dengan cermat untuk melaksanakan ritual omiyamairi ini agar ritual dapat berjalan lancar dan berkesan serta dapat berjalan sesuai tradisi. Hal-hal yang perlu dilakukan di antaranya: 

Pemilihan tempat ibadah

Biasanya mereka memilih kuil yang terkenal di daerah mereka, atau kuil lokal yang dekat dengan tempat tinggal mereka, atau kuil yang mempunyai sebuah hubungan khusus dengan keluarga.

Pemilihan tanggal

Karena tidak ada aturan baku mengenai kapan ritual omiyamairi ini perlu dilaksanakan, biasanya para orang tua melaksanakannya satu bulan setelah kelahiran sang bayi. Namun, ada pula orang tua yang melaksanakannya tiga bulan setelah kelahiran ataupun lima bulan setelah kelahiran bayinya.

Persiapan pakaian

Bayi mengenakan pakaian bagian dalam berwarna putih yang disebut shirohabutae  dan pakaian di atasnya yang diikatkan ke belakang gendongan bayi yang disebut kakegi. Untuk ibu dan nenek biasanya memakai kimono, lalu untuk ayah dan kakek memakai setelan jas.

Pengadaan hadiah

Orang tua mempersiapkan hadiah-hadiah kecil yang nantinya dibawa ke kuil sebagai tanda penghargaan dan ucapan terima kasih atas berkat yang diberikan kepada sang bayi. Hadiah tersebut kondisional, namun biasanya berupa perhiasan atau pakaian untuk bayi.

Transportasi 

Orang tua harus menyiapkan transportasi untuk ke kuil agar dapat tiba tepat waktu untuk ritual ini.

Susunan acara

Orang tua juga perlu mempersiapkan acara secara keseluruhan, termasuk jadwal upacara, doa apa yang akan dibacakan, serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sebelum dan sesudah ritual omiyamairi

Pelaksanaan dan Proses Ritual

Secara tradisional, omiyamairi ini dilaksanakan 31 hari setelah kelahiran untuk bayi laki-laki dan 32 hari setelah kelahiran untuk bayi perempuan. Omiyamairi ini bukan sekedar kunjungan ke kuil saja, namun juga sebagai pertemuan keluarga penting bagi kakek dan nenek. Mereka bersedia untuk menghadiri ritual tersebut karena cucu merupakan sesuatu yang berharga bagi mereka, kakek dan nenek. Adapun tata cara umum yang diikuti untuk menjalani ritual omiyamairi yaitu sebagai berikut.

  1. Persiapan dan datang ke kuil. Biasanya mereka akan datang beberapa menit sebelum ritual dimulai;
  2. Penerimaan oleh pendeta. Nantinya, keluarga akan disambut oleh pendeta yang akan memimpin ritual omiyamairi. Mereka akan diarahkan ke ruangan khusus yang telah disiapkan;
  3. Pemakaian pakaian tradisional. Pakaian yang telah disiapkan sebelumnya secara cermat oleh orang tua untuk bayinya kemudian akan dikenakan kepada bayi sebagai bagian dari rangkaian acara ritual omiyamairi;
  4. Doa dan berkat. Pendeta nantinya akan memimpin doa-doa khusus untuk memberkati sang bayi dan juga keluarga bayi. Doa-doanya antara lain memohon perlindungan, kesejahteraan, dan keberkahan bagi sang bayi;
  5. Upacara penghormatan. Pendeta akan melakukan ritual penghormatan yang dilakukan dengan menyalakan dupa, pengucapan mantra, ataupun tindakan simbolis lainnya sebagai rangkaian dari ritual;
  6. Pemberian amulet atau talisman. Setelah ritualnya selesai, keluarga akan diberikan amulet atau talisman dari kuil sebagai tanda perlindungan dan berkat bagi sang bayi. Nantinya, amulet ini dikenakan oleh bayi atau bisa juga digantung di rumah sebagai tanda kepercayaan perlindungan spiritual;
  7. Perayaan berupa makan bersama setelah upacara. Biasanya keluarga mengadakan perayaan dengan makan bersama atau mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah sebagai tanda dari berakhirnya serangkaian acara ritual omiyamairi.

Bayi juga akan digambari sebuah karakter kanji di dahi mereka saat omiyamairi. Ada dua macam karakter, untuk laki-laki akan digambari karakter 大 (dai) yang secara harfiah berarti besar dan perempuan digambari karakter 小 (sho) yang secara harfiah berarti kecil. Secara tradisional, karakter 大 (dai) bermaksud harapan bayi laki-lakinya akan tumbuh besar dan kuat, serta 小 (sho) bermaksud harapan bayi perempuannya akan tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan sederhana, bukan berharap bayi perempuan akan tumbuh kecil. Ada pula hatsuhoryou yang perlu diberikan ke kuil untuk biaya bagi pendeta yang berdoa. Biayanya dimulai dari 5000 Yen hingga 10000 Yen tergantung kuil dan pendetanya. 

Tata cara tersebut hanyalah contoh secara umum, untuk detailnya bisa bervariasi bergantung pada tradisi dan kebiasaan dari kuil yang akan dikunjungi. Poin penting dari acara ini adalah dapat menjalani ritual dengan penuh rasa syukur dan hormat terhadap tradisi keagamaan serta budaya Jepang.

Kesimpulan

Kelahiran bayi merupakan suatu peristiwa besar dan suatu anugerah dari Tuhan. Di Jepang, ada banyak sekali budaya unik yang telah diwariskan sejak zaman dahulu. Banyak acara yang diadakan bagi sejarah kelahiran bayi untuk merayakan dan menyaksikan tumbuh kembangnya dari waktu ke waktu. Ada banyak budaya Jepang yang diwariskan hingga saat ini mulai dari bayi yang baru lahir hingga anak-anak seperti yang dinamakan oshichiya (upacara H+7 kelahiran bayi), omiyamairi (upacara bayi mengunjungi kuil pertama kali), okuizome (upacara penyapihan), hina matsuri (perayaan untuk mendoakan anak perempuan), dan kodomo no hi (hari khusus untuk menghormati anak-anak dan merayakan kebahagiaan mereka).

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!