Jepang merupakan negara kepulauan dengan luas hampir 400.000 meter persegi. Wilayahnya terdiri atas banyak pulau, gunung dan hutan. Jepang juga merupakan sebuah negara yang modern. Berbagai macam kecanggihan teknologi mesin dan kendaraan sebagian besar berasal dari negeri Sakura ini. Tak hanya memiliki kekayaan intelektual Jepang juga memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Jepang memiliki satwa atau fauna yang unik dan khas. Beberapa di antara mereka tidak bisa ditemukan di tempat lain. Dewasa ini, peningkatan populasi manusia menyebabkan semakin berkurangnya habitat bagi hewan karena adanya pembangunan. Hewan-hewan berikut merupakan unik dan beberapa memiliki status terancam punah di wilayah Jepang.
Oh iya, minasan jangan lupa baca artikel yang sebelumnya juga, ya.
Berikut merupakan beberapa hewan khas Jepang yang unik dan langka:
Serow Jepang (Kamoshika)
Serow adalah binatang mamalia dari genus Capricornis yang serupa dengan kambing atau kijang dan memiliki tanduk sepanjang 12 hingga 16 cm. Ukuran tubuh hewan ini berkisar antara 130 cm dengan berat tubuh 30 hingga 45 kg. Hewan Ini memiliki warna bulu putih di area leher namin hitam di tubuhnya dengan bintik kehitaman atau kecoklatan. Mereka dapat hidup hingga usia yang cukup panjang yakni 20 hingga 25 tahun.
Serow Jepang memiliki kelenjar infraorbital yang cenderung besar. Hal ini dimanfaatkan hewan ini untuk menandai wilayah dengan aroma mereka. Serow Jepang adalah salah satu hewan monogami atau kawin satu kali seumur hidupnya. Meskipun banyak menghabiskan waktu di malam hari, serow Jepang tidak termasuk ke dalam kelompok hewan nokturnal. Makanan utama hewan ini adalah pucuk daun lebar, buah-buahan, dan terkadang juga mengonsumsi bunga.
Hewan ini dianggap sebagai simbol penting bangsa Jepang. Tempat tinggal hewan ini juga terbatas hanya tersebar pada daerah Jepang, khususnya pulau Honshu, Kyushu, dan Shikoku. Satwa yang sudah mulai langka sejak 1955 .
Rubah Merah (Zao Kitsune)
Rubah memiliki peran penting dalam cerita rakyat Jepang sebagai simbol kecerdasan dan kecerdikan, dianggap memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia. Nama ilmiahnya adalah Vulpes Vulpes Schrencki. Merupakan subspesies dari jenis rubah merah. Terdapat dua sub spesies untuk rubah ini, yakni rubah Hokkaido dan rubah merah Jepang di Honshu serta Kyushu. Meskipun termasuk hewan umum, mereka kebanyakan aktif di malam hari sehingga sulit ditemukan.
Dalam bahasa Jepang rubah ini disebut sebagai Zao Kitsune (蔵王狐). Sesuai dengan namanya, rubah ini memilih tampilan bulu berwarna merah pucat sedikit jingga. Namun bagian ujung telinga dan cakarnya berwarna hitam dan putih yang khas. Fisik mereka lebih besar dibandingkan dengan spesies rubah lainnya yang ada di Jepang tetapi lebih kecil dibanding rubah internasional.
Di Taman Nasional Shiretoko, Hokkaido terdapat banyak rubah merah. Rubah akan sering terlihat dalam warna yang mirip dengan matahari terbenam karena rubah akan keluar dari persembunyian ketika keadaan gelap. Maka dari itu, disarankan untuk membawa senter untuk pencahayaan lebih baik. Jika minasan ingin melihat berbagai jenis rubah Jepang secara lengkap minasan bisa pergi ke desa rubah di daerah Miyagi. Rubah-rubah dengan berbagai macam jenis dan warna berkeliaran di area ini. Kita juga dapat mengelus, memberi makan, dan berfoto bersama dengan rubah-rubah tersebut.
Tupai Terbang (Ezo Momonga /Musasabi)
Tupai terbang merupakan hewan khas Jepang lainnya yang bisa dijumpai oleh teman-teman namun orang asing yang datang sering kali mengasumsikan mereka sebagai kelelawar karena mereka sering terbang dari pohon ke pohon. Meskipun namanya tupai terbang, tupai ini tidak bisa terbang dan hanya meluncur di udara ketika melompat dari pohon-pohon tinggi tempat bersarangnya. Terdapat beberapa spesies tupai terbang yang bisa ditemui di Jepang, seperti misalnya tupai terbang kerdil Jepang dan tupai terbang raksasa Jepang yang bisa dilihat di Honshu.
Pulau Kyushu adalah tempat yang pas jika teman-teman ingin melihat tupai terbang. Sedangkan, untuk wilayah Hokkaido terdapat tupai terbang kerdil Ezo yang merupakan hewan endemik. Tupai terbang raksasa hanya bisa ditemukan di Jepang. Mereka sangat unik sehingga menarik banyak penggemar satwa liar untuk datang ke Jepang.
Tupai terbang raksasa Jepang bisa tumbuh hingga panjang 50cm dan dapat meluncur hingga 160m. Sementara itu, meski hanya memiliki panjang 30cm, kedua jenis tupai terbang kerdil bisa meluncur hingga 50m. Tupai terbang dianggap umum di seluruh Jepang. Mereka sering kali membuat sarang di lubang-lubang pohon tua besar, sehingga sarang mereka dapat ditemukan dengan mencari lubang di bagian pohon. Selain itu teman-teman bisa mencari kotoran tupai terbang di pangkal pohon atau sisa makanannya. Hewan ini keluar dari sarang setiap malam untuk mencari makan, bagaimanapun cuacanya. Hewan ini hidup secara berkelompok, jadi jika menemukan satu tupai, kemungkinan kamu juga akan menemukan yang lainnya.
Burung Hantu Blakiston (Shimafukuro)
Burung hantu Blakiston dengan nama ilmiah Ketupa Blakistoni ini merupakan burung hantu terbesar di dunia dengan lebar sayap mencapai 1,8 meter. Hewan ini tersebar di Hokkaido Tengah sehingga menjadi salah satu burung hantu yang dilindungi dan khas bagi Jepang. Jenis burung hantu ini terbilang paling langka di dunia. Dan hanya bisa ditemukan pada daerah kecil di Siberia serta Jepang, khususnya di Hokkaido.
Burung ini memiliki wajah berwarna coklat dengan mata berwarna kuning dan paruh abu-abu. Dagu hewan ini berwarna putih dengan bagian belakang kepala berwarna lebih gelap. Sayap hewan ini berwarna coklat tua dengan garis kekuningan. Tidak hanya burung hantu paling langka, hewan ini juga yang terbesar dengan panjang tubuh dewasa bisa mencapai 72 cm dengan berat tubuh 3,1 hingga 3,25 kg. Makanan utama hewan ini adalah ikan berukuran sedang seperti lele, salmon, dan udang karang. Burung ini sangat mengesankan ketika berburu ikan salmon, atraksi ini memang merupakan sebuah kebiasaan yang terbilang unik. Di Taman Nasional Shiretoko dan Rausu, terdapat penginapan tempat burung hantu yang bisa dilihat setiap malam. Dalam area komunal burung hantu bisa dilihat pada jam 6 sore hingga jam 6 pagi, hal ini lazim adanya karena jenis hewan khas Jepang ini adalah tipe nokturnal atau hidup pada malam hari.
Anjing rakun Jepang ( Tanuki)
Berasal dari Asia Timur, anjing rakun yang dikenal sebagai Tanuki menjadi ikon budaya utama Jepang. Pada cerita rakyat Jepang dahulu, Tanuki dideskripsikan sebagai karakter yang nakal dan periang, serta licik dan dapat berubah bentuk untuk menipu manusia. Hewan sangat ini penting untuk budaya Jepang, karena merupakan karakter yang sering dalam mitologi negara. Itu dihormati sebagai hewan budaya dan banyak orang Jepang menyimpan patung-patung binatang di rumah mereka untuk menarik keberuntungan atau perlindungan supernatural. Oleh sebab itu Nyctereutes Procyonoides banyak dijadikan sebagai objek seni.
Kelas Intensif
Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!
Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!
Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!
最後まで見てくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!