Lebih Jauh Tentang Samurai

Bicara mengenai Jepang atau bahasa Jepang sebagian orang mempelajarinya untuk hal-hal praktis seperti ingin mengobrol dengan orang Jepang, bekerja di sana, atau bahkan sekadar menikmati karya-karya kontemporer sejenis kartun, komik, lagu-lagu pop dan seterusnya. Di balik itu, ada juga orang-orang yang belajar bahasa Jepang karena ingin mengetahui nilai budaya yang terkandung dalam negara mereka.

Selamat datang di situs web WKWK JAPANESE, situs belajar bahasa dan budaya Jepang yang dikelola oleh orang Jepang! Kalian bisa belajar banyak hal tentang bahasa di sini, mulai dari tata bahasa, kosakata, kanji, partikel dan lain sebagainya. Jangan sungkan-sungkan untuk mengunjungi situs web ini lagi ya!

Jepang dengan budaya dan sejarahnya yang panjang mempunyai beragam hal yang unik dan menarik untuk dibahas, salah satunya tentang kesatria dan pejuang yang berperang pada masa pra-modern Jepang. Para kesatria dan pejuang itu disebut sebagai samurai. Apa itu samurai? Mari kita bahas!

Oh iya, minasan jangan lupa baca juga artikel sebelumnya, ya!

Apa itu Samurai?

Samurai adalah seorang pejuang yang mengabdi kepada keluarga bangsawan melalui seni bela diri pada masa pra-modern Jepang. Samurai menggunakan berbagai senjata seperti busur, anak panah, dan tombak. Tetapi, senjata dan simbol utama mereka adalah pedang.

Kata Samurai berasal dari kata Saburau atau Saburahi. Kata ini awalnya berarti melayani. Pada Zaman Heian, saburahi merujuk pada seorang pria yang melayani seorang bangsawan.

Dari Zaman Kamakura (1185-1333) dan seterusnya, bunyi saburahi berubah dari saburahi menjadi samurahi dan pada Zaman Muromachi (1333-1573) berubah menjadi samurai.

Sejarah Samurai

Samurai pada awalnya adalah sebutan bagi orang-orang yang melayani dan menjaga barang-barang pribadi milik orang-orang berpangkat tinggi dalam masyarakat istana dan bangsawan pada Zaman Heian. Setelah itu, ketika para aristokrat kehilangan kekuasaannya dan menjadi masyarakat yang didominasi oleh Samurai, mereka yang ikut dalam perang kemudian juga disebut sebagai Samurai.

Selama Zaman Sengoku yang berlangsung dari pertengahan abad ke-15 hingga berdirinya keshogunan Edo pada tahun 1603, seseorang dapat menjadi seorang Samurai dengan bertugas di medan perang tak peduli status kelahirannya. Pada Zaman Edo (1603-1868), dibentuklah sistem status yang dikenal sebagai shi (Samurai), nou (petani), dan koushou (pedagang). Dalam sistem status ini, Samurai ditempatkan pada peringkat tertinggi dan merupakan kelas penguasa di Jepang.

Setelah Zaman Edo, para Samurai tidak lagi bertempur di medan perang, namun keturunan mereka meneruskan filosofi dan ideologi mereka yang unik yang sekarang dikenal sebagai bushidou.

Era kekuasaan Samurai di Jepang berakhir pada tahun 1868, ketika Shogun Yoshinobu Tokugawa menyerahkan pemerintahan kepada Kaisar Meiji (Restorasi Meiji). Sistem status samurai, petani, dan pedagang dihapuskan dan status dibagi menjadi hanya bangsawan dan rakyat biasa. Selain beberapa keluarga Samurai kelas atas yang menjadi bangsawan, penduduk lainnya harus mencari nafkah sendiri sebagai rakyat jelata. Meskipun status mereka sebagai Samurai telah dihapuskan, banyak mantan Samurai yang masih menghargai mentalitas pejuang mereka.

Perbedaan Antara Samurai dan Bushi

Perbedaan utama antara Samurai dan bushi terletak pada pangkatnya. Mari kita lihat perbedaannya.

Bushi

Bushi adalah seseorang dengan kelas sosial yang menggunakan keterampilan militer/bela diri mereka untuk mencari nafkah. Tidak seperti petani, mereka adalah golongan orang yang mencari nafkah dengan cara berperang.

Samurai

Samurai adalah seorang bushi yang melayani kaum bangsawan dan keshogunan. Bushi yang melayani seorang majikan disebut dengan samurai dan ini merupakan peringkat tertinggi dari bushi.

Jadi, mengapa keduanya dikenal sebagai istilah dengan makna yang sama di zaman modern, terlepas dari perbedaan krusial antara bushi dan samurai? Alasannya terletak pada kenyataan bahwa selama Zaman Edo (1603-1867), sebuah zaman perdamaian dan ketenangan di mana tidak ada peperangan, sebagian besar bushi datang untuk melayani para shogun, bangsawan, dan daimyo. Akibatnya, garis perbedaan antara bushi dan samurai menjadi tidak jelas dan maknanya seakan melebur menjadi satu.

Bushidou

Para samurai memiliki sebuah filosofi dan ideologi unik yang dikenal sebagai bushidou. Etika dan aturan bushidou ditafsirkan berbeda-beda tergantung dari keluarga samurai masing-masing, tetapi secara umum, ide utamanya adalah mempertaruhkan nyawa untuk tindakan dan tanggung jawab seseorang, mempertaruhkan nyawa untuk melayani tuannya, dan bersiap untuk menyerahkan nyawa jika terjadi kegagalan. Ide-ide mempertaruhkan nyawa ini memunculkan budaya yang dinamakan seppuku pada samurai.

Ketika samurai mereka gagal, mereka akan menyayat perut mereka sendiri, menyerahkan nyawa mereka dan menghukum diri mereka sendiri. Bisa dikatakan bahwa bushidou, yang melibatkan pengorbanan nyawa sendiri untuk mengambil tanggung jawab melalui seppuku adalah hal yang cukup unik bahkan di seluruh dunia.

Kesimpulan

Meskipun era samurai telah berakhir, warisan mereka tetap bertahan dalam struktur budaya dan sejarah Jepang, memengaruhi sastra, film, dan nilai-nilai masyarakat. Samurai mewakili bagian penting dalam sejarah Jepang, yang mewujudkan prinsip-prinsip seperti kehormatan, kesetiaan, dan keterampilan bela diri yang kuat.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!