Tata Cara dan Aturan Membuang Sampah di Jepang 

Sering kita mendengar bahwa Jepang merupakan negara yang sangat bersih, mulai dari selokan sangat bersih dan terdapat ikan-ikan besar yang hidup di sana, ataupun sampah yang sama sekali tidak pernah kita temui di sepanjang jalan. Mungkin sebabnya adalah hal tersebut telah menjadi budaya dan kebiasaan orang Jepang membuang sampah pada tempatnya, atau apabila tidak menemukan tempat sampah orang Jepang akan membawa sampah sampai pulang atau sampai menemukan tempat sampah. Selain itu juga membuang sampah di Jepang tidak dilakukan sembarangan. Sampah harus dipilah sesuai dengan jenisnya. Membuang sampah pun ada hari-hari tertentu yang sudah ditetapkan berdasarkan jenis sampah. Mungkin untuk kita sebagai orang Indonesia cukup rumit, apabila kalian akan tinggal atau pergi berlibur ke Jepang dalam waktu dekat mungkin artikel ini akan membantu!

Hal- hal apa saja yang harus kita perhatikan saat membuang sampah

Memahami jenis-jenis sampah

Hal yang paling penting adalah memahami jenis sampah. Di Jepang sampah tidak hanya dibedakan berdasarkan dua jenis seperti di Indonesia yaitu sampah organik dan non organik, tetapi diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, seperti kaleng, kertas, botol kaca, plastik, dan lain-lain. Untuk pemilahan sampah seperti ini sering kita lihat di fasilitas fasilitas umum, seperti stasiun, taman, minimarket ataupun tempat pemberhentian bus. 

Contoh tempat sampah di fasilitas umum. 

Sistem pengelolaan sampah di Jepang sangat teratur dan rumit. Setiap kota dan provinsi memiliki aturan sendiri untuk pemisahan dan pengumpulan sampah. Sedangkan untuk sampah rumah tangga, pemilihannya cukup berbeda dengan sampah yang ada di fasilitas umum. Berikut adalah standar pemilahan sampah rumah tangga.

  1. Sampah terbakar (moeru gomi) yaitu sampah kertas, sampah sisa makanan, kain dan pakaian, popok, minyak goreng, semua sampah termasuk plastik yang ukuran panjangnya kurang dari 50 cm.
  2. Sampah tidak terbakar (moenai gomi) yaitu bungkus plastik, kaca, keramik, lampu LED, panci penggorengan, korek gas dan kaleng spray. 
  3. Sampah daur ulang (shigen gomi) yaitu botol kaca, kaleng, botol minum plastik, majalah, koran, kardus.
  4. Sampah besar (soudai gomi) yaitu perabotan rumah, perabotan elektronik, sepeda, dan lain-lain.

Untuk sampah besar kita harus membayar sesuai ukuran sampah. Tata cara pembayarannya adalah dengan membeli stiker secara daring (website pengelolaan sampah daerah) atau ke minimarket kemudian mengisi form, setelah itu kita hanya menunggu sampah diambil ke rumah. Selain cara tersebut membuang sampah ukuran besar bisa langsung datang ke tempat pembuangan sampah. Cara ini relatif cukup murah dibandingkan dengan menunggu petugas menjemput sampah ukuran besar di rumah. 

Caranya kurang lebih sama dengan membuang sampah dengan cara dijemput, yaitu dengan cara mendaftar via web, cari nama kota tempat di mana kita tinggal. Kemudian masukkan sesuatu yang akan dibuang, dan bisa ditambahkan apabila jumlah sampah yang akan kita buang bertambah. Setelah menentukan tanggal pembuangan, kita langsung datang ke tempat recycle center (pusat daur ulang) dengan membawa tanda pengenal sesuai yang kita isi ketika mendaftar di web. Setelah data dicocokan, petugas akan menimbang berat sampah yang akan dibuang. Kemudian kita membayar berdasarkan berat sampah yang kita buang. Berikut adalah contoh kwitansi pembuangan sampah besar:

diatas tertulis 17,6 yen/kg dan apabila berat sampah kurang dari 20 kg maka dikenakan biaya senilai 20 kg. 

Menaati peraturan membuang sampah. 

Setelah kita mengetahui jenis-jenis sampah yang akan kita buang, penting bagi kita untuk memilah sampah terutama sampah-sampah yang bisa didaur ulang. Jika tercampur dengan sampah yang bisa dibakar sampah tidak akan bisa didaur ulang. Termasuk juga sampah kertas dan pakaian, sampah tersebut bisa didaur ulang jika tidak tercampur dengan sampah basah misalnya bercampur dengan bangkai ikan atau kuah makanan. 

Sampah yang sudah dipilah dimasukan kedalam plastik. Plastik untuk membuang sampah ada 2 jenis, yaitu kantong plastik transparan dan kantong plastik setengah transparan. Kantong plastik ini dapat dibeli di minimarket terdekat. 

Membuang sampah di Jepang sudah terjadwal, sehingga kita tidak dapat membuang sampah kapanpun sesuka kita. Ada jadwal tertentu untuk membuang sampah sesuai jenisnya. Apabila tidak mematuhi aturan maka sampah tidak akan diangkut dan akan dianggap mengganggu, karena  sampah yang kita buang akan menumpuk hingga jadwal pengangkutan. Untuk membuang sampah kita perlu membuang sampah ke tempat pembuangan, misalnya di apartemen ada tempat khusus pembuangan sampah biasa nya di lantai bawah.

Umumnya tempat pembuangan sampah umum akan ditutupi jaring seperti di atas, agar sampah tidak berserakan dan dimakan oleh burung. 

Bagaimana minasan, artikel diatas cukup memudahkan kita membuang sampah di Jepang, kan? Semoga kedepannya Indonesia juga lebih disiplin dan dapat menerapkan sistem pembuangan sampah seperti di Jepang, ya, minasan

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!