Olahraga Tradisional Jepang yang Jarang Diketahui

Seperti yang kita ketahui, bahwa Jepang memiliki berbagai jenis olahraga tradisional yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia, yaitu judo dan taekwondo. Ternyata selain yang disebut di atas ada banyak olahraga tradisional Jepang yang belum kita ketahui. 

Ada 7 jenis olahraga tradisional Jepang yang cukup asing di telinga kita tetapi masih populer di negara Jepang, salah satunya adalah olahraga yang menyerupai permainan anak-anak, kira-kira apa saja ya, mari kita bahas satu persatu. 

Kendama

Kendama merupakan olahraga yang menyerupai permainan anak-anak, menurut sejarah olahraga ini pertama kali diperkenalkan oleh negara Prancis dan merupakan olahraga khusus bangsawan. Namun seiring dengan berkembangnya waktu olahraga ini menyebar ke berbagai belahan dunia dan salah satunya adalah negara Jepang. Menurut teori, kendama masuk ke Jepang pada zaman Edo dan sangat populer di zaman Taisho, sehingga pada tahun 1975, “Asosiasi Kendama Jepang” didirikan dan dimulailah kompetisi kendama dengan aturan formal. Dalam bermain kendama ada beberapa teknik yang biasa dimainkan. yaitu Ozara, Rousoku, dan Toudai

Secara garis besar kendama terdiri dari 5 bagian, 玉 (Tama), けん (Ken), 皿胴 (Sarado), 糸 (Ito), ビーズ (Bizu). Bizu (beads) adalah manik-manik yang mencegah benang terlilit, diikat ke ujung benang dan bisa masuk ke dalam lubang bola. Baru-baru ini, banyak kendama berteknologi tinggi dijual, seperti ada suara berdering atau cahaya menyala saat melakukan teknik tertentu.

Karuta

Karuta adalah permainan kartu tradisional Jepang yang dimainkan dengan menggunakan dua set kartu, satu set kartu bergambar (torifuda) dan satu set kartu dengan kata-kata (yomifuda). Kartu yomifuda berisi lantunan puisi yang dikenal dengan Hyakunin Isshu (koleksi 100 puisi pendek khas Jepang). Pemain harus mencocokkan kartu kata-kata dengan kartu gambar yang ditunjukkan oleh pembaca puisi. Permainan ini sering dimainkan oleh keluarga di Jepang pada acara tradisional. Selain itu, permainan ini memiliki tingkatan seperti turnamen olahraga pada umumnya. 

Dalam kompetisi kartu Jepang, tingkatan terendah adalah tingkat C dan tertinggi adalah tingkat A. Supaya dapat naik tingkat, pemain harus mengikuti kompetisi kenaikan tingkat dari yang paling rendah terlebih dahulu.

Ada dua gelar di permainan kartu Jepang ini, meijin atau master adalah gelar pemain terbaik untuk laki-laki, sedangkan perempuan disebut dengan queen. Kompetisi permainan kartu Jepang ini pertama kali digelar pada abad ke-19 untuk umum, sedangkan untuk kompetisi antar tingkat SMA baru di mulai pada bulan juli tahun 2012. Selain untuk olahraga kartu ini pun dipakai untuk media pembelajaran anak-anak, karena olahraga ini berupa gambar dan tulisan, sehingga anak-anak dapat bermain sambil belajar membaca. 

Bou Taoshi

Olahraga ini merupakan olahraga yang cukup ekstrim. Bou Taoshi sendiri jika diterjemahkan artinya adalah merobohkan tiang. Bou Taoshi adalah permainan tim yang dimainkan dengan menggunakan dua tim dengan jumlah anggota sekitar 150 orang. Setiap tim memiliki tugas untuk menyerang atau bertahan dengan menghancurkan tiang yang dipasang di lapangan. Tim yang berhasil menghancurkan tiang lawan atau membuat tiang jatuh dengan jumlah anggota yang lebih banyak, akan menjadi pemenang. Bou taoshi sering dimainkan oleh siswa di sekolah di Jepang selama acara festival olahraga. Mengapa olahraga ini disebut olahraga ekstrim, karena pada dasarnya tidak ada larangan atau aturan khusus untuk para pemain agar menang, sehingga para pemain bebas melawan dan menendang satu sama lain. Untungnya, para pemain tidak diperbolehkan memakai sepatu, sehingga lawan tidak akan mengalami luka yang serius ketika mendapatkan tendangan di bagian wajah atau badan.

Kyudo

Kyudo adalah seni memanah tradisional Jepang yang dilakukan dengan menggunakan busur dan panah. Kyudo bukan hanya tentang kemampuan fisik, tetapi juga tentang kepekaan batin dan spiritualitas. Pada saat ini, kyudo banyak dipraktikkan oleh orang Jepang yang tertarik pada budaya dan seni Jepang.

Dalam kegiatan ini, seorang praktisi kyudo, juga dikenal sebagai kyuudoka. Salah satu aspek yang membedakan kyudo dari olahraga memanah konvensional adalah pendekatan yang sangat dalam terhadap meditasi. Sebelum melepaskan anak panah, seorang kyudoka akan fokus pada latihan pembersihan pikiran dan pengaturan pernapasan.  Dalam keadaan yang tenang dan penuh kesadaran, mereka melakukan gerakan dengan lembut dan penuh kehati-hatian.

Gerakan harus dilakukan dengan keanggunan, mulai dari meletakkan panah di busur hingga mengarahkannya ke target. Semuanya membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan kontrol emosi yang baik.

Tujuan utama dalam kyudo bukanlah mencapai skor yang tinggi atau meraih penghargaan. Sebaliknya, kyudo mengajarkan kepada para praktisinya tentang pentingnya proses dan pengalaman dalam memanah, serta pemahaman akan bagaimana cara mengendalikan diri. Olahraga ini melatih kesabaran serta salah satu cara untuk mencari jati diri.

Olahraga ini tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Apapun latar belakang dan berapapun usianya, kyudo dapat dilakukan dan dinikmati oleh siapa saja. Banyak tempat kursus kyudo yang menawarkan kelas untuk pemula, mulai dari mempelajari gerakan dasar, teknik memanah dan sisi meditatif dari olahraga ini. Kyudo terus berkembang dan populer di seluruh dunia, karena banyak orang menemukan bahwa olahraga ini memberikan ketenangan. Jika anda ingin mendapatkan ketenangan dengan berolahraga maka kyudo adalah alternatif olahraga yang tepat.

Yabusame

Yabusame adalah olahraga berkuda tradisional Jepang dengan menembakkan panah pada sasaran sambil berkuda. Pemain harus memanah tiga sasaran secara berurutan sambil melewati arena. Olahraga ini membutuhkan keterampilan berkuda yang tinggi dan kemampuan menembak yang akurat.

Termasuk di Jepang, memanah di atas kuda telah menjadi aspek yang tak terhapuskan dalam peperangan dan perburuan selama berabad-abad di berbagai budaya. Sebelum yabusame muncul, bangsa Jepang telah terlebih dahulu mengenal seni memanah yang disebut kyudo

Asal-usul yabusame dapat ditelusuri hingga periode Heian (794-1185) di Jepang. Pada awalnya, yabusame muncul sebagai bentuk latihan perang untuk meningkatkan keterampilan memanah sambil menunggang kuda. Prajurit pada zaman dulu mempraktikkan yabusame sebagai bagian dari latihan perang mereka, di mana para prajurit harus menembakkan panah dengan akurat sambil menunggang kuda dalam kecepatan tinggi.

Selama perkembangannya, yabusame tidak hanya dijadikan sebagai latihan perang, tetapi juga menjadi bagian dari festival dan upacara keagamaan. Upacara yabusame pada waktu itu diadakan untuk tujuan keberuntungan, melibatkan elemen keagamaan Shinto dan diyakini bisa membawa berkah kepada masyarakat. Misalnya, pada abad ke-6, Kaisar Kinmei memerintahkan untuk menembakkan tiga anak panah dari atas kuda sebagai persembahan perdamaian kepada para dewa. 

Seiring waktu, Yabusame berubah menjadi suatu bentuk seni dan hiburan yang lebih terstruktur. Pada periode Edo (1603-1868), Yabusame mulai ditampilkan dalam festival-festival dan perayaan lokal di seluruh Jepang. Dalam bentuknya yang lebih modern, Yabusame menjadi atraksi yang menarik bagi penonton, dan pemanah berkuda dihargai atas keterampilan mereka dalam mengendalikan kuda dengan keterampilan memanah yang akurat.

Hingga saat ini, Yabusame terus diwariskan dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Jepang. Meskipun telah mengalami evolusi selama berabad-abad, Yabusame masih mempertahankan elemen-elemen tradisionalnya dan menjadi simbol penting dari kekayaan budaya Jepang.

Aikido

Aikido berasal dari tiga kata yaitu ai, ki, dan do. Ai berarti penyelarasan atau harmoni, ki berarti pusat energi atau spirit, dan do berarti jalan. Aikido pertama kali diperkenalkan oleh Morihei Ueshiba (1883-1969) yang diberi julukan ‘O Sensei’ atau guru besar. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan masih berdiri sampai sekarang dengan nama Aikikai Hombu Dojo, sebagai pusat Aikido di seluruh dunia. Aikido adalah seni bela diri tradisional Jepang yang berfokus pada penggunaan gerakan yang lembut dan mengalir untuk mengendalikan lawan. Aikido berbeda dari seni bela diri lainnya karena tujuan utamanya adalah untuk melindungi diri sendiri tanpa melukai lawan. Beladiri ini memang menekankan keselarasan antara energi yang di dalam diri seseorang dengan energi di alam semesta. Bela diri aikido tidak seperti bela diri pada umumnya, Aikido tidak mengenal adanya kompetisi dan pertandingan. Hal ini sesuai dengan filosofi dari O-Sensei (guru besar) yaitu kemenangan diraih ketika kita dapat mengalahkan hasrat, pikiran, prasangka, dan tingkah laku yang buruk dalam diri kita sendiri.

Shogi

Shogi adalah permainan catur tradisional Jepang yang menggunakan papan dan potongan kayu yang mirip dengan catur. Namun, shogi memiliki aturan yang berbeda dari catur dan membutuhkan strategi yang unik untuk dimainkan. Olahraga ini sangat populer di Jepang dan sering dimainkan di klub dan turnamen.

Teori mengatakan bahwa permainan shogi sendiri berasal dari negara India yang bernama caturangga, kemudian menyebar ke Eropa dan Asia. Di Eropa sendiri permainan jenis ini disebut catur seperti yang kita ketahui, tetapi di Jepang dinamakan shogi. Mengapa dinamakan shogi, karena permainan catur ini sudah dimodifikasi dan menjadi sangat kental akan budaya Jepang.

Pada tahun 1947, “Japan Shogi Association” didirikan, dan merekalah yang mengadakan 8 turnamen perebutan gelar yang bisa diikuti pemain profesional, seperti turnamen gelar Ryūō, Meijin, dan Eiō, mengorganisir sesi pelatihan, membuat ruang kelas shogi, dan lain sebagainya. Baru-baru ini, permainan shogi juga sudah berkembang di internet, dan juga cukup dimainkan secara aktif, sehingga jadi cukup dekat dengan anak-anak muda.

Saat ini, ada sekitar 200 pemain profesional di Jepang. Untuk menjadi pemain shogi profesional, kamu harus memasuki lembaga pelatihan pemain profesional yang disebut shoreikai, lalu secara bertahap naik tingkat dari 6-kyu, 5-kyu, 4-kyu. Lalu setelah jadi 3-dan, akan berpartisipasi 2 kali setahun dalam liga 3-dan, dan 2 orang posisi teratas akan naik jadi 4-dan. Ketika mencapai 4-dan sudah bisa disebut sebagai pemain shogi profesional dan ikut serta dalam 8 turnamen perebutan gelar, dan sebagainya.

Kesimpulan

Sebagian permainan ini memang jarang diketahui tetapi ada juga yang populer di banyak negara di dunia, seperti aikido. Namun, semua aktivitas tradisional ini masih tetap terjaga di Jepang dan masih sangat dihormati oleh para warga Jepang sendiri.

Bagaimana minasan? Apakah minasan sekarang sudah tahu beberapa olahraga tersebut? Semoga artikel ini bisa membantu, ya. これからも頑張りましょう!

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!