Kotowaza: 蛙の子は蛙

Minasan, konnichiwa! Apakah minasan pernah mendengar peribahasa yang mengatakan, “Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.”? Pasti pernah dong. Ternyata dalam bahasa Jepang juga ada peribahasa yang mirip dengan itu loh! Kalau minasan ingin tahu, baca artikel ini sampai habis, ya!

Peribahasa Jepang, Kotowaza

Bicara tentang peribahasa, minasan pasti tahu beberapa dalam bahasa Indonesia. Layaknya di Indonesia, Jepang juga punya peribahasa, yang disebut dengan kotowaza. Pembelajaran kotowaza ini menarik untuk dilakukan di sela-sela belajar materi bahasa Jepang yang serius karena dari situ budaya dan pemikiran orang Jepang akan menjadi semakin jelas dan bisa membantu pemahaman minasan akan orang Jepang.

Kotowaza bisa saja muncul dari pemikiran orang Jepang itu sendiri, atau dibawa masuk dari negara lain. Oleh karenanya, beberapa kotowaza terlihat sangat mirip dengan peribahasa yang ada di bahasa lain. Bisa jadi karena memang sumbernya sama, atau bisa jadi karena murni kebetulan.

Makna Harfiah Kaeru no Ko wa Kaeru

Sebelum masuk ke dalam pembahasan makna, tentu pengetahuan akan bagaimana penulisannya, termasuk di dalamnya adalah kanji yang digunakan. Setelah itu, barulah masuk ke dalam penyelidikan makna harfiah per kata.

Kotowaza ini akan berbentuk seperti ini apabila ditulis dalam aksara Jepang:

蛙の子は蛙
Anak kodok adalah anak kodok

Penggunaan kanji untuk kaeru harus tepat, karena kata bahasa Jepang yang berbunyi kaeru tidak hanya kodok. Ada juga yang bermakna kembali, terbalik, dan lain-lain. Sehingga kotowaza ini tidak diartikan, “anak kembali ya anak kembali”, atau “anak terbalik ya anak terbalik”.

Pemahaman secara harfiah ini penting untuk dikuasai agar dia bisa menjadi jembatan untuk menuju proses yang berikutnya, yakni menyelidiki apa yang diinginkan oleh kotowaza tersebut. Tanpa adanya pemahaman secara harfiah, tentu pemahaman maknawinya juga tidak akan pernah diperoleh.

Makna Sebenarnya

Pemahaman maknawi dapat dilakukan dengan memecah setiap kata yang terkandung. Umumnya, kata atau benda yang disebutkan digunakan sebagai kiasan untuk sesuatu yang lain. Misalnya kata 雨 terkadang adalah kiasan untuk air mata dan kesedihan dan seterusnya.

Kotowaza ini punya 2 elemen dasar, yakni 蛙 (kodok) dengan 子 (anak). Lalu apa kaitannya anak kodok adalah anak kodok?

Menurut kamus bahasa Jepang, Dejitaru Daijisen, makna dari kotowaza ini adalah:

子は親のたどった道を歩むものだ、また凡人の子は凡人にしかなれないものだ。
Anak akan menjalani jalur yang ditempuh orang tuanya, atau anak orang biasa akan menjadi orang biasa pula.

Mungkin akan muncul pertanyaan dari minasan, kenapa harus kodok dan bukan hewan lain? Toh mereka juga sama-sama anak hewan itu, tidak akan berubah ke hewan lain. Di sinilah letak menariknya kotowaza ini. Semua mengakar pada satu kata, yaitu bentuk.

Bila diperhatikan dengan saksama, kodok yang masih kecil dan tanggung (kecebong) bentuknya tidak sama dengan kodok dewasa. Inilah yang mendasari terbentuknya kotowaza ini. Anak kecil mungkin pada mulanya tidak terlihat seperti orang tuanya, namun lambat laun ketika mulai beranjang dewasa, ia akan semakin mendekati orang tuanya mulai dari perangai hingga jalan yang ditempuh. Mirip dengan peribahasa bahasa Indonesia yang berbunyi, “Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.”

Kesimpulan

Kotowaza ini mirip dengan peribahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia, menjadikan pemahaman akan peribahasa ini tidak terasa begitu sulit. Makna dasarnya adalah “Anak kodok tetap anak kodok”, dan makna aslinya adalah “Anak pada akhirnya akan meniti jalan yang ditempuh orang tuanya.”.

Cukup sekian untuk artikel kali ini, semoga dapat membantu pembelajaran minasan, ya.

Kelas Intensif

Oh iya, kalau mina-san ingin tahu lebih detail tentang pembahasan ini atau mungkin ingin belajar Bahasa Jepang dengan guru agar bisa berinteraksi langsung?

Sekian untuk artikel kali ini. Semoga bisa membantu mina-san untuk belajar bahasa Jepang. Terima kasih sudah mampir di situs web WKWK JAPANESE! Jangan sungkan-sungkan untuk mampir lagi ya~

さいまでんでくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah mau membaca sampai habis!