Kagami biraki: Tradisi Menyambut Tahun Baru di Jepang

Di Jepang, telah menjadi kebiasaan untuk menampilkan kagami mochi sebagai dekorasi tahun baru, dan setelah ditempatkan selama periode tertentu, kagami mochi dimakan saat Kagami Biraki. Banyak orang menantikan momen saat mereka menyantap kagami mochi. Kagami Biraki memiliki asal-usul tertentu dan terdapat tradisi dalam cara membukanya. Penting untuk memahami pengetahuan tradisional Kagami Biraki agar dapat meneruskan cara mengkonsumsi kagami mochi yang dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Oh iya, minasan jangan lupa baca juga artikel sebelumnya, ya!

Apa itu Kagami Biraki

Kagami Biraki adalah sebuah tradisi Jepang yang secara harfiah berarti membuka cermin atau pecah cermin. Tradisi ini awalnya berasal dari kalangan samurai dan berkembang menjadi sebuah ritual yang umumnya dilakukan pada awal tahun baru di Jepang. Kagami Biraki seringkali terkait dengan seni bela diri dan prinsip-prinsip kehidupan samurai.

Salah satu aspek utama dari Kagami Biraki adalah memecahkan kagami mochi, yang merupakan kue beras yang dihiasi dan umumnya disajikan selama perayaan tahun baru di Jepang. Kagami mochi memiliki dua lapisan yang melambangkan tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dalam ritual Kagami Biraki, kagami mochi tersebut biasanya dipukul atau dipecah dengan palu besar, kemudian potongan-potongan kecilnya disajikan sebagai simbol keberuntungan dan kelimpahan.

Selain itu, Kagami Biraki juga sering dihubungkan dengan kegiatan kebersamaan dan kerjasama dalam kelompok atau komunitas. Banyak organisasi, termasuk dojo seni bela diri, melakukan Kagami Biraki sebagai bagian dari perayaan tahun baru mereka. Pada acara ini, anggota kelompok bersama-sama merayakan, berlatih bersama, dan membangun semangat kebersamaan.

Meskipun Kagami Biraki awalnya terkait dengan tradisi samurai, sekarang ini banyak orang di Jepang dan di luar negeri yang merayakan Kagami Biraki sebagai cara untuk memulai tahun baru dengan semangat baru, tujuan baru, dan semangat kebersamaan.

Sejarah Kagami Biraki

Kagami Biraki dikatakan berasal dari kebiasaan gusoku-biraki, yang dipraktikkan dalam masyarakat samurai selama Zaman Muromachi dan Edo. Dalam kalangan masyarakat samurai terdapat kebiasaan yang disebut gusoku-mochi, di mana kue cermin tahun baru dipersembahkan kepada gusoku (baju besi) yang dipajang di tokonoma. Setelah tahun baru, gusoku-mochi diturunkan, dipecahkan dengan palu kemudian dimakan.

Pembukaan gusoku pada awalnya diadakan pada tanggal 20 Januari. Alasannya adalah untuk berdoa memohon keberuntungan militer yang panjang. Dan juga karena pengucapan kata hatsuka (gagang pedang) mirip dengan pengucapan kata hatsuka (tanggal 20) .

Namun, kematian Tokugawa Iemitsu, Shogun Tokugawa ketiga, pada tanggal 20 April di tahun ke-4 Dinasti Tokugawa membuat tanggal 20 yang merupakan hari peringatan kematian bulanan Shogun ketiga menjadi hari berkabung di antara para samurai. Akibatnya, pembukaan gusoku juga tidak lagi diadakan pada tanggal 20 Januari, tetapi pada tanggal 11 Januari yang merupakan hari di mana keluarga daimyo membuka gudang mereka. Kagami Biraki modern pada tanggal 11 Januari di Jepang merupakan kelanjutan dari tanggal Gusoku Biraki dari Zaman Edo.

Mochi pada Kagami Biraki

Mochi atau kue beras yang digunakan dalam Kagami Biraki biasanya dimakan dengan hidangan lain seperti kakimochi, ozoni, dan oshiruko. Karena kue beras Kagami Biraki kehilangan air saat dipajang dan menjadi keras, kue beras harus ditumbuk dengan palu atau alat serupa dan dipecah menjadi potongan-potongan seukuran sekali gigit.

Untuk melunakkan kue beras yang keras, disarankan untuk merendamnya dalam air selama setengah hari. Untuk menyantapnya, letakkan kue beras di dalam wadah tahan panas, tutup dengan bungkus plastik dan masukkan ke dalam microwave. Setelah kue beras lunak, barulah dipotong-potong menjadi ukuran kecil.

Cara Memecahkan Kagami Mochi

Pada Kagami Biraki, kagami mochi yang dipajang sebagai hadiah untuk dewa tahun baru diturunkan dan dibuka atau dipecahkan dengan palu atau tangan. Sebabnya adalah, karena pisau diasosiasikan dengan seppuku dalam adat samurai kuno, dan juga karena pisau tidak diperbolehkan dalam kagami mochi yang digunakan sebagai hadiah kepada para dewa. Setelah kagami mochi yang sudah dibuka menjadi potongan-potongan kecil, berhati-hatilah untuk tidak membuang potongan sekecil apa pun. Kagami Biraki diselesaikan dengan memakan semua potongan kagami mochi terakhir yang dibuka.

Kesimpulan

Kagami Biraki, sebuah tradisi membuka kagami mochi untuk menyambut tahun baru di Jepang, mencerminkan semangat keberuntungan, kebahagiaan, dan keberhasilan. Dengan menghormati warisan budaya dan melibatkan keluarga, Kagami Biraki bukan hanya simbol perayaan awal tahun, tetapi juga menggambarkan harapan untuk kehidupan yang sukses dan berlimpah pada masa mendatang. Tradisi ini menjadi pengingat akan nilai-nilai positif dan optimisme yang melekat dalam budaya Jepang sepanjang generasi.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!