Shamisen: Senjata Utama Para Musisi Kabuki

Bicara mengenai Jepang atau bahasa Jepang sebagian orang mempelajarinya untuk hal-hal praktis seperti ingin mengobrol dengan orang Jepang, bekerja di sana, atau bahkan sekadar menikmati karya-karya kontemporer sejenis kartun, komik, lagu-lagu pop dan seterusnya. Di balik itu, ada juga orang-orang yang belajar bahasa Jepang karena ingin mengetahui nilai budaya yang terkandung dalam negara mereka.

Selamat datang di situs web WKWK JAPANESE, situs belajar bahasa dan budaya Jepang yang dikelola oleh orang Jepang! Kalian bisa belajar banyak hal tentang bahasa di sini, mulai dari tata bahasa, kosakata, kanji, partikel dan lain sebagainya. Jangan sungkan-sungkan untuk mengunjungi situs web ini lagi ya!

Di Indonesia kita mempunyai alat musik tradisional kita sendiri seperti angklung dan gamelan. Tapi tahukah kamu bahwa Jepang juga mempunyai beberapa alat musik tradisional mereka sendiri. Salah satu alat musik tradisional tersebut disebut dengan shamisen. Apa itu shamisen? Yuk, kita bahas bersama!

Oh iya, minasan jangan lupa baca juga artikel sebelumnya, ya!

Apa itu Shamisen

Shamisen adalah alat musik Jepang yang diklasifikasikan sebagai alat musik petik.

Bagian utama dari alat musik ini adalah badan dan leher yang terbuat dari kayu, dan tiga senar yang direntangkan dari badan ke leher menggunakan itomaki (gulungan) dan neo (kabel).

Ketiga senar tersebut dimainkan dengan menggunakan plectrum, sementara nadanya disesuaikan dengan menahan senar dengan jari. Shamisen tidak memiliki fret seperti gitar, tetapi memiliki titik-titik yang disebut kankotsu, yang ditekan untuk menghasilkan suara yang berbeda saat dimainkan.

Sejarah Shamisen

Shamisen adalah alat musik dengan sejarah 400 tahun lamanya, yang berakar dari China Sebelum Masehi.

Nama alat musik petik, Shentiao (弦鞀) yang ada pada masa Dinasti Qin, berubah seiring waktu dan pada masa Dinasti Ming sekitar abad ke-13 dan ke-14, alat musik ini disebut shanshien (三弦). Sanshien menyebar ke Ryukyu (Okinawa) sekitar abad ke-14 dan di sana dikenal sebagai sanshin.

Selanjutnya, sekitar abad ke-16, sanshin diperkenalkan dari Kepulauan Ryukyu (Okinawa) ke Jepang, di mana sanshin pun disempurnakan dan lahirlah shamisen. Pada akhir Zaman Edo, shamisen menjadi alat musik yang paling populer di Jepang.

Nama-Nama Bagian Shamisen

Tenjin (天神)

Merupakan bagian paling atas dari shamisen, yang meliputi gulungan senar yang menentukan nada suara, itogura untuk melilitkan senar, dan aze yang merupakan bingkai tempat gulungan senar dimasukkan.

Itomaki (糸巻き)

Merupakan bagian yang mengatur nada dengan cara menggulung senar dan menyesuaikan ketegangannya.

Sao (棹)

Merupakan batang atau tiang dari shamisen. Bagian ini terbuat dari kayu dan digunakan untuk menahan senar yang diregangkan dan menentukan nada instrumen.

Gen (弦)

Merupakan senar dari shamisen. Jumlah senarnya ada tiga, dan seiring bertambahnya jumlah, senarnya menjadi semakin tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah benang sutra atau nilon.

Dou (胴)

Merupakan bingkai kayu yang terbuat dari empat papan dan dilapisi dengan kulit kayu. Merupakan bagian yang mempengaruhi resonansi suara. 

Kawa (皮)

Merupakan kulit binatang dan kulit sintetis. Kulit kucing dan kulit anjing adalah contoh kulit yang biasa digunakan. Kulit ini juga hal penting yang juga mempengaruhi bunyi yang dikeluarkan oleh shamisen.

Koma (駒)

Merupakan bagian yang mempunyai tiga benang (senar) yang melewatinya, dan perannya adalah mengirimkan getaran (nada) benang ke kulit.

Neo (根緒)

Merupakan sumbat (jalinan) yang mengikat senar yang melewati leher dan tubuh shamisen.

Tipe-Tipe Shamisen

Hosozao (細棹)

Tipe shamisen ini sangat baik untuk menghasilkan nada-nada yang flamboyan, dengan nada yang tinggi. Cocok untuk lagu yang bertempo cepat.

Penggunaan utama: Nagauta, materi sekolah, penggunaan pengantar untuk pemula, dan lain-lain.

Chuuzao (中棹)

Tipe shamisen ini menghasilkan suara yang lebih keras daripada tipe hosozao, dan dapat menghasilkan nada yang halus.

Penggunaan utama: lagu kecil, lagu daerah, dan lain-lain.

Futozao (太棹)

Tipe shamisen ini menghasilkan suara yang mendalam dan keras, sehingga memungkinkan untuk tampil bertenaga bahkan di luar ruangan dan tempat terbuka.

Penggunaan utama: lagu daerah Tsugaru, gidayu, dll.

Kesimpulan

Dengan hanya tiga senar, shamisen sering dianggap sebagai alat musik yang mudah dimainkan, tetapi pada kenyataannya shamisen mempunyai penggunaan yang mendalam, sulit dan bervariasi. Shamisen, yang diciptakan oleh orang Jepang itu penuh dengan pesona.

Jika kamu mempunyai kesempatan, silakan coba memainkan shamisen, ya. Bisa jadi ia akan membuka dunia yang baru untukmu.

Daftar Pustaka

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!