Seni Kaligrafi Jepang: Shodo (書道)

Bicara mengenai Jepang atau bahasa Jepang sebagian orang mempelajarinya untuk hal-hal praktis seperti ingin mengobrol dengan orang Jepang, bekerja di sana, atau bahkan sekadar menikmati karya-karya kontemporer sejenis kartun, komik, lagu-lagu pop dan seterusnya. Di balik itu, ada juga orang-orang yang belajar bahasa Jepang karena ingin mengetahui nilai budaya yang terkandung dalam negara mereka. Pernah dengar tentang shodo sebelumnya?

Selamat datang di situs web WKWK JAPANESE, situs belajar bahasa dan budaya Jepang yang dikelola oleh orang Jepang! Kalian bisa belajar banyak hal tentang bahasa di sini, mulai dari tata bahasa, kosakata, kanji, partikel dan lain sebagainya. Jangan sungkan-sungkan untuk mengunjungi situs web ini lagi ya!

Di indonesia kita memiliki beberapa huruf yang unik seperti Aksara Jawa. Sedangkan di Jepang, mereka menggunakan huruf seperti Kana dan Kanji. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang seni kaligrafi Jepang yang bernama Shodo. Apa itu Shodo? Mari kita bahas yuk!

Apa itu Shodo

Shodo adalah cara untuk mengekspresikan diri dengan menulis karakter di atas kertas menggunakan alat tulis seperti kuas dan tinta, dan menyampaikan pemikiran seseorang melalui karakter dan gaya kaligrafi. Shodo bukan hanya sebuah bentuk tulisan, tapi juga merupakan sarana mengekspresikan diri, oleh karena itu Shodo dapat dianggap sebagai sebuah bentuk seni.

Kaligrafi kanji 漢

Shodo juga dianggap sebagai bentuk pelatihan dan kultivasi mental, karena membutuhkan konsentrasi dan keterampilan agar dapat menulis karakter yang indah.

Dalam Shodo karakter yang dibuat biasanya tebal dan patah-patah. Tujuannya adalah untuk mengekspresikan kekuatan, kehalusan, atau kesedihan melalui karakter yang ditulis. Shodo dapat dibagi menjadi tiga kategori tulisan utama yaitu Kanji , Kana, dan Kanji-Kana. 

Sejarah Shodo

Shodo dikatakan pertama kali datang ke Jepang dari Cina. Shodo berkembang di Cina, yang juga memiliki budaya menulis Hanzi (Kanji), dan diperkenalkan ke Jepang sekitar abad ke-6 dan ke-7, dari periode Asuka hingga Nara, bersama dengan agama Buddha. Bersamaan dengan Shodo, teknik tentang cara membuat kuas, tinta, dan kertas juga diperkenalkan.

Kemampuan menulis dengan kuas dan tinta dianggap sebagai bagian penting dari pendidikan para samurai dan bangsawan pada masa itu. Seperti halnya banyak budaya, seni, dan hiburan lainnya, seiring berjalannya waktu, Shodo tidak hanya khusus menjadi milik para samurai dan bangsawan, tetapi juga tersebar luas di kalangan masyarakat umum.

Sebagian besar orang Jepang memiliki kesempatan untuk bersentuhan dengan Shodo melalui kelas Shodo dan pelajaran di sekolah. Shodo adalah bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jepang modern.

Gerakan Dasar Shodo

Cara Duduk

Cara duduk dasar dalam Shodo adalah duduk dengan tegak di atas bantal. Jika kamu tidak terbiasa duduk tegak, atau jika kamu mengalami nyeri punggung atau sendi, kamu bisa duduk di kursi atau menggunakan alat bantu untuk membantumu duduk tegak, tetapi penting diingat untuk tidak duduk dengan posisi miring ke meja.

Postur dan Cara Memegang Kuas

Seperti halnya saat duduk, postur tubuh harus lurus dan tegak. Berhati-hatilah untuk tidak menulis dengan membungkukkan punggung atau membentuk sudut dengan tangan Anda. Untuk menambahkan tinta kamu bisa menggunakan Suzuri (tempat tinta), tuangkan tinta ke dalam Suzuri lalu celupkan kuas secara lembut pada Suzuri.

Gunakan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah kamu untuk memegang bagian tengah kuas. Apabila kamu menulis dengan pensil, miringkan sedikit pensilnya, tetapi apabila kamu menulis dengan kuas, kuas dipegang tegak lurus. Ketika menulis huruf, disarankan untuk menulis dengan tangan yang bukan dominan sambil sedikit menekan kertas.

Pakaian

Tidak ada pakaian khusus yang perlu dikenakan saat menulis Shodo. Pada dasarnya, kamu bisa menulis dengan mengenakan pakaian apa pun yang kamu sukai. Namun demikian, disarankan untuk menghindari pakaian berwarna putih atau pakaian baru, karena tinta dapat terbang dan menodai pakaianmu. Lebih baik untuk mengenakan pakaian hitam atau pakaian lama yang sudah tidak dipakai lagi saat menulis Shodo.

5 Gaya Kaligrafi Utama Dalam Shodo

Tensho

Ini adalah font yang ditulis pada segel dan paspor yang dimiliki orang Jepang. Sudut-sudut karakter kanji, seperti “田” dan “日” disebut “Tensetsu”, tetapi pada karakter segel sudutnya memiliki fitur melengkung dan membulat.

Reisho

Font yang ditulis pada uang kertas Jepang, berbentuk datar dan berkarakter, tetapi jarang digunakan dalam kaligrafi yang sebenarnya.

Kaisho

Kaisho adalah gaya penulisan yang muncul setelah Reisho dan juga merupakan dasar dari kaligrafi Shodo. Font Ini adalah gaya kaligrafi pertama yang diajarkan di kelas kaligrafi dan merupakan font yang penting untuk menguasai kaligrafi, karena ini merupakan prasyarat untuk menulis gaya kaligrafi lainnya agar menjadi indah.

Gyosho

Gyosho juga merupakan gaya kaligrafi yang berasal dari Reisho. Gaya ini ditandai dengan gaya yang mengalir yang merupakan sedikit variasi dari gaya standar, dan ditulis terus menerus tanpa henti, atau dengan menghilangkan beberapa karakter.

Sosho

Sosho adalah gaya penulisan yang menyerupai sistem penulisan bahasa Inggris. Karena dapat ditulis lebih cepat, gaya tulisan ini ditulis dalam karakter yang lebih terputus-putus daripada Gyosho. Sosho sulit untuk ditulis dan dibaca tanpa tingkat pengetahuan tertentu dan oleh karena itu merupakan jenis huruf untuk penulis shodo  tingkat lanjut.

Kesimpulan

Shodo memiliki asal-usul kuno dan diperkenalkan ke Jepang oleh Cina bersamaan dengan agama Buddha sekitar periode Nara (710-794). Dalam Shodo, yang menggunakan kuas dan tinta untuk mengekspresikan diri melalui tulisan, seseorang mempelajari lima gaya dasar kaligrafi, serta gerakan dasar duduk tegak, meluruskan postur tubuh, dan memegang kuas dengan tegak. Sebagai tambahan menulis Shodo dalam rangka untuk pernikahan, pemakaman, dan kartu tahun baru, Shodo juga merupakan cara yang baik untuk mempraktikkan kaligrafi sebagai disiplin mental. 

Kelas Intensif

Oh iya, buat mina-san yang belum bisa membaca hiragana dan katakana, kebetulan kami ada paket belajar agar mina-san bisa menguasai dua huruf dasar bahasa Jepang! Kalau mina-san ingin mahir bahasa Jepang, pembelajaran hiragana dan katakana ini hukumnya wajib ya!

Selain itu, kami juga lagi buka kelas bahasa Jepang intensif online dari level N5 hingga level N3 loh! Kelas dibuka di hari kerja, ada rekaman kelas sehingga mina-san bisa belajar tanpa harus tatap muka secara langsung, dan senseinya mumpuni loh!

Bagaimana? Menarik bukan? Yuk daftar melalui gambar di atas!

さいまでてくれてありがとうございました!
Terima kasih sudah membaca sampai habis!

Daftar Pustaka

https://kotobank.jp/word/%E6%9B%B8%E9%81%93-535009

https://haa.athuman.com/media/japanese/culture/1818/

https://web-japan.org/kidsweb/ja/virtual/shodo/shodo01.html