Bagaimana Tips Memahami Bunpo Agar Lulus JLPT?

皆さん、こんにちは！ Bahasan kita kali ini adalah Bagaimana Tips Memahami Bunpo Agar Lulus JLPT?. Buat mina-san yang sedang kesulitan belajar tata bahasa setelah mencoba beberapa cara dan metode, mungkin artikel ini cocok untuk mina-san baca. Tetap di sini sampai habis y!

Baiklah, tanpa panjang lebar, kita langsung saja yuk!

Peran Bunpo dalam JLPT

Soal bunpo atau tata bahasa dalam JLPT memainkan peran yang cukup besar. Setelah selesai mengerjakan soal 文字・語彙 mina-san akan berhadapan dengan tata bahasa, yang bisa saja menjadi keuntungan besar atau bahkan kegagalan.

Apa Itu Bunpo (Tata Bahasa)?

Tata bahasa atau yang sering kita sebut 文法 dalam bahasa Jepang adalah rumus pembentukan kalimat dalam bahasa Jepang. Termasuk di dalamnya adalah penempatan kata, perubahan perubahan bentuk kata, perubahan kala kata, koherensi penggunaan kata dalam kalimat dan lain sebagainya.

Apabila 語彙 adalah pemahaman dan hafalan akan kata, 文法 adalah cabang ilmu bahasa Jepang yang membahas akan bagaimana cara merangkai 語彙 yang telah dipelajari menjadi sesuatu yang bisa dipahami oleh orang-orang.

Sejumlah Alasan Mengapa Bisa Ada Kesulitan Ketika Belajar 文法

Alasan sederhana dan paling utama 文法 tidak dikuasai dengan baik adalah karena kurangnya bekal 語彙. Membuat kalimat dalam bahasa Jepang mirip dengan kegiatan memasak, kurang dan tidak tepatnya bahan akan membuat masakan yang dibuat menjadi tidak maksimal.

Namun ada juga beberapa alasan lain yang juga dapat menjadi faktor penambahan kesulitan 文法.

Tidak Menguasai 文法 Dasar Secara Sempurna

Mempelajari 文法 harus runtut dari yang dasar menuju tingkat yang lebih sulit, tidak seperti 語彙 yang pada dasarnya tidak memiliki urutan yang benar-benar mempengaruhi pembelajaran. Beberapa 文法 mengharuskan pemahaman akan 文法 terkait sebelumnya, yang mana apabila tidak paham dasarnya, maka tingkat berikutnya juga tidak akan mengerti. Contohnya adalah:

～てください
Tolong ~

Bentuk ini mengharuskan pembelajar untuk menguasai kata kerja bentuk -TE terlebih dahulu. Karena bentuk ini tidak mungkin didahului oleh bentuk selain -TE.

Kurang Menguasai Poin-Poin Setiap 文法

Beberapa 文法 khususnya level N3 ke atas, memiliki beberapa poin yang harus diingat ketika mempelajari suatu 文法, disebabkan miripnya satu 文法 dengan 文法 lainnya. Beberapa poin tersebut misalnya adalah, “tidak boleh mengandung kata kerja sengaja”, “harus dari sisi pembicara”, “harus tanpa kesengajaan”, dan lain sebagainya tergantung pada konteksnya.

Soal JLPT pasti akan menata jebakan 文法, maksudnya menempatkan 文法 yang mirip di dalam pilihan jawaban, yang apabila tidak mengerti betul 文法nya maka sudah pasti tidak akan bisa menjawab dengan benar alias tertipu oleh soal impostor.

Tidak Adanya Kesempatan Menggunakan

Setelah belajar 文法 kebanyakan orang hanya akan melanjutkan perjalanan belajar tanpa mencoba menggunakan 文法 yang telah dipelajari tersebut. Padahal semakin banyak mencoba membuat kalimat menggunakan 文法 yang telah dipelajari dapat membantu ingatan akan 文法 tersebut menjadi semakin kuat. Tanpa latihan, kemungkinan besar akan lupa di kemudian hari.

Tidak Adanya Korektor

Membuat kalimat menggunakan 文法 baru memang penting, namun tetap harus disertai dengan korektor. Tanpa korektor, terkadang kreasi menjadi kebablasan dan bisa jadi ia belum paham dengan sempurna namun sudah berani menggunakan 文法 baru yang hasilnya adalah di luar nalar. Contoh kecil adalah:

Seharusnya kamu tidak melakukan itu.

Pembelajar yang belum genap memahami akan menerjemahkannya sebagai:

Padahal itu tidak tepat, walau pun apabila diterjemahkan kata per kata akan menjadi demikian. Yang tepat adalah menggunakan,

Sehingga pemahaman 文法 menyeluruh dan seorang korektor adalah komponen yang sangat penting dalam penguasaan 文法.

Cara Merencanakan Pembelajaran yang Efektif

Sebelum membuat perencanaan pembelajaran, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu tujuan, berapa sisa waktu yang ada hingga waktu ujian. Barulah kemudian menentukan harus belajar berapa jam sehari dan memakan waktu berapa hari.

Kebanyakan orang akan belajar seenaknya tanpa rasa disiplin, misalnya hari ini hanya belajar 1 bab namun besoknya tidak belajar, atau belajar hanya setengah bab saja padahal tidak berhalangan namun karena dikalahkan oleh rasa malas saja.

Contoh Perencanaan Pembelajaran

4 bulan = 16 Pekan
1 pekan = 2 hari
16 pekan = 32 hari

Pembelajaran dapat diselesaikan bahkan sebelum hari ujian dan tersisa 2 hari untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari. Sangat disarankan untuk tidak lagi menambah materi dan fokus untuk mengulas kembali pelajaran dan fokus mengerjakan soal-soal di pekan sebelum ujian agar otak merasa rileks dan tidak ngeblank ketika ujian berlangsung.

Cara Belajar yang Efektif

Pembelajaran yang efektif sebetulnya sudah disinggung di bagian sebelumnya, yakni:

1. Menguasai 文法 Dasar Secara Sempurna
2. Menguasai Poin-Poin Setiap 文法
3. Banyak Latihan Membuat Kalimat
4. Memiliki Seorang Korektor

Apabila mina-san kesulitan belajar sendiri, WKWK JAPANESE bisa membantu mina-san menaklukkan 4 poin di atas loh!

Kesimpulan

文法 tidak bisa dipelajari hanya dengan pembelajaran sekilas dan kurang mendalam. Disarankan untuk memperhatikan beberapa poin penting yang menjadi sumber kegagalan dan memikirkan waktu yang efektif untuk belajar.

Terima kasih sudah membaca sampai akhir ya. Semoga membantu!